Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tips Mengganti Kritik Destruktif dengan Kata-kata yang Membangun

ilustrasi kritik destruktif (pexels.com/Kampus Production)

Harus diakui bahwa kritikan yang bersifat destruktif akan merusak semangat dalam berkarya. Mereka yang menerima kritikan tersebut tumbuh menjadi individu pesimis sehingga produktivitas mengalami penurunan. Menjadi kekeliruan yang paling fatal jika kita masih terbiasa melontarkan kritikan destruktif.

Padahal, kita bisa saja menggantinya dengan kalimat yang bersifat membangun. Setidaknya, ini menjadi sumber motivasi terbaru bagi seseorang untuk menghasilkan pencapaian terbaik. Kita memiliki kontribusi atas kualitas karya yang dihasilkan oleh seseorang.

Dalam rangka mengganti kritik destruktif dengan kalimat yang membangun, saatnya kamu menerapkan tips berikut.

1. Berfokus pada muatan konten, bukan penilaian personal

ilustrasi memberi masukan (unsplash.com/Clayton Cardinalli)

Di lingkungan sekitar, ada banyak sekali orang yang masih terbiasa dengan kritikan destruktif. Mereka menyampaikan dengan kalimat yang kasar dan bersifat menyudutkan. Komentar destruktif ini pada akhirnya akan menghancurkan semangat seseorang dalam menghasilkan karya terbaik.

Sebagai manusia yang memiliki pola pikir dewasa, kita harus mampu mengganti kritik destruktif dengan kalimat yang membangun. Kuncinya dengan berfokus pada muatan konten, bukan hanya sisi pribadi individu. Cara berkomentar demikian ini memberi seseorang kesempatan  untuk memperbaiki karya yang ditampilkan.

2. Menggunakan kalimat yang mengarah pada solusi

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mungkin kamu sudah paham dengan kritikan yang bersifat destruktif. Bahkan orang-orang yang mendengarnya dapat mengalami penurunan semangat. Menjadi salah satu orang yang kerap melontarkan kritikan destruktif, kita harus sadar untuk segera memperbaiki. Jangan sampai kebiasaan ini menghancurkan mental seseorang dalam berusaha.

Kita bisa mengganti kritikan destruktif dengan kalimat yang mengarah pada solusi. Selain memaparkan sisi kekurangan, tunjukkan bagaimana langkah yang tepat untuk memperbaikinya. Kalimat yang mengarah pada solusi membantu seseorang mampu memahami permasalahan dengan sudut pandang objektif.

3. Menyertai dengan pujian yang logis

ilustrasi mendapat pujian (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Apa jadinya ketika seseorang menerima kritikan yang bersifat destruktif? Menyoroti sisi kekurangan dengan cara yang keliru pada akhirnya membuat seseorang enggan mengerahkan kemampuan terbaik. Sebagai manusia yang memiliki sikap bijak, kita perlu mengganti kritikan destruktif dengan kalimat yang bersifat membangun.

Sebelum kamu melontarkan kritikan, jangan lupa mengapresiasi dengan pujian yang logis. Usahakan kalimat positif itu sesuai dengan kondisi nyata. Apresiasi di awal membuat seseorang merasa dihargai. Ia sadar usaha yang dilakukan tidak berakhir sia-sia, namun membawa hasil yang dapat dirasakan secara nyata.

4. Melibatkan empati dalam berkomentar

ilustrasi memberikan feedback (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dalam berkomentar kita memang harus mengedepankan sudut pandang objektif dan pola pikir realistis. Tapi ini juga harus diimbangi dengan empati dalam bersosialisasi. Jangan sampai kita menjadi sosok apatis dan otoriter yang membuat orang-orang di sekitar merasa tertekan.

Rupanya ini juga menjadi tips penting mengganti kritik destruktif dengan kata-kata yang membangun. Usahakan selalu melibatkan empati dalam berkomentar. Cobalah untuk memahami perasaan orang lain dan sampaikan kritik dengan cara yang tidak menyinggung perasaan mereka.

5. Memilih waktu dan tempat yang tepat

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Artem Podrez)

Ketika kita terbiasa dengan kritikan yang bersifat destruktif, tentu dapat mempengaruhi reputasi dan wibawa. Orang-orang dengan kritikan destruktif berlebihan cenderung tidak digemari oleh lingkungan sekitar. Bahkan tidak dilibatkan dalam urusan penting dan mendesak sekalipun.

Oleh sebab itu, kita perlu belajar mengganti kritikan destruktif dengan kalimat yang lebih positif. Salah satu yang patut diperhatikan adalah memilih waktu dan tempat yang tepat. Hindari memaparkan kritikan saat seseorang berada di depan umum atau kelelahan. Kritikan yang terlihat biasa saja bisa menimbulkan kesalahpahaman.

6. Menyertakan ekspresi ramah dalam berkomentar

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Antonius Ferrett)

Seberapa sering kamu melontarkan kritikan destruktif terhadap orang lain? Contohnya kamu menyoroti sisi kekurangan secara berlebihan. Tentu kita harus sadar untuk mengganti kritikan destruktif dengan kalimat yang bersifat membangun.

Tips yang bisa  diterapkan adalah menyertakan ekspresi ramah dalam berkomentar. Terkadang permasalahan bukan dari tata bahasa yang disampaikan. Namun turut dipengaruhi oleh ekspresi yang terlihat. Dengan menyertakan ekspresi ramah, seseorang merasa kehadirannya lebih dihargai.

Mengganti kritikan destruktif dengan kalimat yang membangun tanda bahwa kita sudah mampu berpikir bijaksana. Meski terlihat sebagai langkah kecil, tapi turut berkontribusi menjaga semangat seseorang dalam berkarya. Ketika menyertakan berkomentar dengan bijaksana, relasi sosial di lingkungan sekitar akan terjalin harmonis tanpa banyak pertentangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us