Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Investasi untuk Pekerja Freelance, Sesuaikan Budget!

ilustrasi graphic designer (pexels.com/Antoni Shkraba)

Menjadi freelancer memang punya beberapa kelebihan dibanding pekerja kantoran. Mulai dari jadwal kerja yang fleksibel, pilihan proyek yang bisa disesuaikan dengan minat, sampai potensi penghasilan yang kadang lebih tinggi. Namun, kendala yang cukup sering bikin pusing adalah soal keuangan yang gak menentu. Pendapatan yang berubah-ubah setiap bulan kadang bikin kamu mikir dua kali buat memulai investasi.

Padahal, justru sebagai freelancer, kamu butuh strategi finansial yang matang untuk jaga-jaga di masa depan. Tanpa adanya fasilitas seperti dana pensiun dari kantor atau asuransi rutin yang dibayarin perusahaan, kamu harus jadi HRD untuk dirimu sendiri.

Caranya, dengan memulai investasi. Meski budget terbatas, kamu tetap bisa kok mulai investasi sesuai dengan kemampuan. Beikut lima tips yang bisa kamu coba terapkan!

1. Buat simpanan dana darurat lebih besar

ilustrasi dana darurat (pexels.com/karolina-grabowska)

Sebelum mulai menyentuh instrumen investasi, hal pertama yang perlu kamu fokuskan adalah punya dana darurat. Sebagai freelancer, kamu gak bisa prediksi dengan pasti kapan proyek akan banyak atau kapan akan sepi job. Karena itu, kamu wajib punya dana darurat yang bisa nutup kebutuhan hidup setidaknya selama 6-12 bulan.

Dana ini bisa kamu taruh di rekening terpisah atau di instrumen yang likuid seperti tabungan atau reksa dana pasar uang. Tujuannya biar gampang diakses saat butuh, tapi tetap punya imbal hasil lebih baik dari sekadar disimpan di dompet. Baru setelah dana daruratmu aman, kamu bisa mulai jenis investasi lain.

2. Pilih instrumen investasi yang fleksibel

ilustrasi investasi jangka panjang (unsplash.com/austindistel)

Fleksibilitas bukan cuma kamu butuhkan dari sisi waktu kerja, tapi juga dalam hal investasi. Sebagai freelancer, pilihlah instrumen yang memungkinkan kamu untuk setor dengan nominal kecil dan gak mengikat dalam hal waktu. Reksa dana, emas digital, dan saham bisa jadi opsi menarik.

Misalnya, kamu bisa beli reksa dana pasar uang mulai dari nominal terendah. Saat lagi dapat proyek besar dan penghasilan lebih, kamu bisa tingkatkan jumlah investasinya. Saat penghasilan sedang terbatas, kamu bisa stop sejenak tanpa penalti. Investasi fleksibel seperti ini bisa bikin kamu tetap aman dan mencegah stres kalau keuangan lagi gak stabil.

3. Pisahkan rekening operasional dan investasi

ilustrasi kartu membership (pexels.com/rdne)

Ini nih salah satu hal penting tapi sering diabaikan oleh freelancer. Kalau semua uang digabung di satu rekening, dijamin kamu bakal bingung sendiri. Kamu akan kesulitan mengatur mana yang buat jajan, mana yang buat bayar langganan software kerja, dan mana yang seharusnya disisihkan untuk investasi.

Biar cash flow lebih tertata, coba buat beberapa rekening terpisah sesuai fungsinya. Kamu bisa mulai dari tiga pos, pertama rekening operasional harian, rekening tabungan atau investasi, dan rekening cadangan untuk hal-hal di luar keduanya. Dengan cara ini, kamu bisa lebih disiplin dan memastikan uang investasi gak ikut kepakai buat hal-hal konsumtif.

4. Jangan lupa asuransi sebagai pelindung keuangan

ilustrasi jaminan kesehatan (pexels.com/Pixabay)

Investasi itu bukan cuma soal mengejar keuntungan, tapi juga menjaga kestabilan keuangan jangka panjang. Sebagai freelancer, kamu gak punya jaring pengaman seperti BPJS Kesehatan kantor atau asuransi jiwa dari HRD. Jadi, kamu perlu melindungi dirimu sendiri. Mulailah dari asuransi kesehatan yang memadai.

Gak harus mahal, yang penting sesuai kebutuhan. Kalau kamu punya tanggungan atau keluarga, pertimbangkan juga asuransi jiwa. Dengan punya asuransi yang tepat, kamu bisa tenang berinvestasi karena sudah punya backup kalau hal-hal tak terduga terjadi.

5. Investasi ilmu dan keterampilan juga penting

ilustrasi wanita membaca buku (unsplash.com/umarben)

Sebagai freelancer, kamu juga perlu terus upgrade skill biar tetap relevan dan bersaing di pasar. Ikut pelatihan, beli e-course, atau bahkan belajar dari buku dan webinar gratis bisa jadi investasi jangka panjang yang nilainya sangat besar.

Misalnya, kamu seorang desainer grafis. Mengikuti kelas UI/UX atau motion graphic bisa membuka peluang proyek baru dengan bayaran lebih tinggi. Atau kalau kamu penulis, belajar SEO writing bisa bikin kamu makin dicari klien. Investasi dalam diri sendiri sering kali hasilnya lebih besar daripada instrumen finansial.

Jadi freelancer memang butuh perencanaan ekstra, apalagi dalam hal keuangan. Namun, bukan berarti kamu harus menunda investasi hanya karena punya penghasilan gak tetap. Atur strategi investasi versi kamu, sesuaikan dengan budget, dan nikmati hasilnya di masa depan!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
It's Me, Sire
EditorIt's Me, Sire
Follow Us