TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Gejala dan Penyebab Duck Syndrome, Bisa Terjadi pada Siapa Saja

Terlihat tenang nyatanya banyak tekanan

Ilustrasi duck syndrome (Pexels/Nataliya Vaitkevich)

Orang sukses selalu terlihat menikmati hidupnya. Mungkin perumpamaan itu seringkali menjadi perbincangan di sekitar kita. Namun, tidak semuanya demikian.

Tidak jarang, orang yang sukses kadang berlaku pura-pura bahagia untuk menutupi tekanan maupun segudang masalah yang dihadapinya. 

Istilah untuk menggambarkan kondisi diatas disebut dengan duck syndrome. Terdapat beragam penyebab terjadinya duck syndrome.

Berikut adalah penjelasan apa itu duck syndrome, gejala, penyebab, diagnosa serta pengobatan. Yuk, simak ulasannya! 

1. Pengertia duck syndrome

Ilustrasi duck syndrome (Pexels.com/Yan Krukau)

Duck syndrome merupakan istilah yang dikemukakan oleh Stanford University untuk menggambarkan kondisi mahasiswanya. Dikutip dari studentaffairs.stanford.edu, istilah ini merujuk pada mahasiswa yang harus bertahan dari tekanan lingkungan yang kompetitif namun selalu menampilkan citra yang santai.

Hal ini dianalogikan seperti bebek yang mana meski terlihat tenang, nyatanya kakinya terus bergerak untuk mempertahankan dirinya tetap berada di atas permukaan air. 

Tentunya, kondisi demikian sangat sering kita temui disekitar kita. Banyak dari orang-orang di sekitar kita yang terlihat tenang seolah menikmati kesuksesannya, namun sebenarnya Ia mengalami tekanan atas tuntutan hidupnya.

Sebagai contoh, seorang anak yang selalu juara kelas yang terlihat bahagia nyatanya Ia tertekan dengan ekspektasi serta tuntutan dari orang tuanya. Terlihat bahagia bukan berarti baik-baik saya, ya! 

2. Gejala duck syndrome

Ilustrasi duck syndrome (Pexels.com/energepic.com)

Dikutip dari jurnal Tokyo Medical University Hospital gejala dari duck syndrome lebih terlihat seperti reaksi terhadap kondisi stress. Mayoritas gejala yang dialami dari duck syndrome seperti cemas berlebihan hingga depresi.

Tanda-tanda lain yang terlihat dari gejala duck syndrome, seperti: susah tidur, sering merasa pusing, sulit dalam berkonsentrasi, mudah merasa cemas maupun gugup. Hal ini sebagai adanya implikasi perasaan tertekan, dibandingkan atau ketidakmampuan.

Meski demikian, tidak ada kriteria formal yang secara pasti menyebutkan gejala dari duck syndrome. 

3. Penyebab duck syndrome

Ilustrasi duck syndrome (Pexels.com/Liza Summer)

Terdapat beragam hal yang menyebabkan duck syndrome. Penyebab-penyebab ini bisa terjadi karena faktor luar ataupun faktor dari dalam diri sendiri.

Dikutip dari medicinenet.com, duck syndrome merupakan tanda bahwa seseorang tersebut sedang mengalami depresi klinis, kecemasan atau penyakit mental lainnya.

Faktor-faktor penyebab duck syndrome, seperti: tuntutan akademik, adanya ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua atau keluarga, adanya pengaruh media sosial seperti postingan kebahagiaan serta pencapaian orang lain maupun self-esteem yang rendah.

Tidak hanya itu, pola asuh helikopter juga menjadi salah satu penyebab dari duck syndrome. Jadi, ada beragam faktor penyebabnya, ya! 

4. Diagnosis duck syndrome

ilustrasi duck syndrome (Pexels.com/Pixabay)

Masih dari medicinenet.com, tidak ada kriteria formal untuk mendiagnosis duck syndrome. Diagnosis yang dilakukan lebih mengarah pada gangguan depresi atau kecemasan. 

Meski demikian, mengunjungi profesional sebagai ahli dalam bidangnya tetaplah yang utama. Hal ini untuk memastikan penilaian medis secara menyeluruh setelah dilakukan serangkaian test yang komprehensif. Jangan self diagnosis, ya! 

Baca Juga: PSMS Datangkan Eks Persela dan Persija, Nasib Ditentukan di Uji Coba

Verified Writer

Armita Dewi Cahyanti

Manusia yang suka membagikan apa yang dibenaknya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya