Ini Gejala dan Penyebab Duck Syndrome, Bisa Terjadi pada Siapa Saja
Terlihat tenang nyatanya banyak tekanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang sukses selalu terlihat menikmati hidupnya. Mungkin perumpamaan itu seringkali menjadi perbincangan di sekitar kita. Namun, tidak semuanya demikian.
Tidak jarang, orang yang sukses kadang berlaku pura-pura bahagia untuk menutupi tekanan maupun segudang masalah yang dihadapinya.
Istilah untuk menggambarkan kondisi diatas disebut dengan duck syndrome. Terdapat beragam penyebab terjadinya duck syndrome.
Berikut adalah penjelasan apa itu duck syndrome, gejala, penyebab, diagnosa serta pengobatan. Yuk, simak ulasannya!
1. Pengertia duck syndrome
Duck syndrome merupakan istilah yang dikemukakan oleh Stanford University untuk menggambarkan kondisi mahasiswanya. Dikutip dari studentaffairs.stanford.edu, istilah ini merujuk pada mahasiswa yang harus bertahan dari tekanan lingkungan yang kompetitif namun selalu menampilkan citra yang santai.
Hal ini dianalogikan seperti bebek yang mana meski terlihat tenang, nyatanya kakinya terus bergerak untuk mempertahankan dirinya tetap berada di atas permukaan air.
Tentunya, kondisi demikian sangat sering kita temui disekitar kita. Banyak dari orang-orang di sekitar kita yang terlihat tenang seolah menikmati kesuksesannya, namun sebenarnya Ia mengalami tekanan atas tuntutan hidupnya.
Sebagai contoh, seorang anak yang selalu juara kelas yang terlihat bahagia nyatanya Ia tertekan dengan ekspektasi serta tuntutan dari orang tuanya. Terlihat bahagia bukan berarti baik-baik saya, ya!
Baca Juga: PSMS Datangkan Eks Persela dan Persija, Nasib Ditentukan di Uji Coba
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.