Kenali Bahaya Kanker Paru, Deteksi Dini dan Pencegahannya

Meski penyakit tak menular tapi sel-sel normal menjadi ganas

Medan, IDN Times - Banyak orang tak menyadari soal bahaya kanker paru. Untuk itu perlu adanya deteksi dini. 

Kanker paru-paru adalah suatu kondisi di mana sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam organ paru-paru.Organ ini berfungsi untuk menyebarkan oksigen ke dalam darah saat menghirup napas dan membuang karbondioksida saat menghela napas.

Kanker adalah penyakit tidak menular, tapi sel-sel normal menjadi ganas. Berbeda dengan tumor yang masih normal. Sel normal menjadi ubnormal, yang menyerang beberapa organ tertentu.

Prof. dr Noni Novisari Soeroso, dokter spesialis paru di Medan menjelaskan kanker paru tidak hanya batuk cir-cirinya. "Secara umum orang mengetahui kalau ciri kanker paru itu batuk darah, dan lemas. Namun, ciri tersebut belum tentu diidentikan dengan kanker paru, karena masih ada kemungkinan penyakit lain, seperti bronkitis juga bisa TB dan lainnya," ujar dr Noni lewat program YouYube RS USU.

1. Gejala umum salah satunya nyeri dada

Kenali Bahaya Kanker Paru, Deteksi Dini dan Pencegahannyafreepik.com

Gejala umum untuk dikaitkan dengan kanker paru, biasanya seperti nyeri dada, batuk dan gejala lain seperti demam, penurunan berat badan. "Tapi semuanya kita lihat dulu, dari gejalanya kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Kemudian ada pemeriksaan penunjang, seperti rontgen," jelasnya.

Kanker paru terdiri dari skunder dam primer, untuk kanker paru primer memiliki faktor resiko cenderung terjadi pada laki-laki usia 40 tahun, dan dia perokok.

Dikatakan dr. Noni, perokok ini juga dibagi lagi, apakah ia perokok aktif atau pasif. Perokok pasif ini menjadi salah satu faktor resiko kanker paru, dan ini cenderung yang terkena perempuan.

Resiko lain yang menjadi penyebab kanker juga bisa melalui riwayat keluarga, polusi udara, bisa dari dalam ataupun luar ruangan.

Selain itu penyebabnya juga bisa melalui lingkungan kerja, bagi para pekerja di pertambangan dan lainnya.

"Harus waspada ya, kita harus tahu betul mengenai faktor resiko ini, sehingga mengetahui langkah apa selanjutnya untuk kita lakukan screening," ungkapnya.

Baca Juga: Catat 5 Hal Ini untuk Raih Kemerdekaan Finansial

2. Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi pemakaian tembakau

Kenali Bahaya Kanker Paru, Deteksi Dini dan PencegahannyaIlustrasi petani tembakau. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Berdasarkan data penelitian, Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi pemakaian tembakau, yang menjadi salah satu faktor penyebab kanker paru. Meningkatnya pasien kanker ini juga dipicu oleh tingkat perokok di Indonesia, yang bahkan di usia remaja sudah mulai merokok.

Sekitar 75 persen pasien yang memeriksakan diri kerumah sakit untuk kemungkinan penyakit paru.

"Data tersebut dikategorikan cukup tinggi ya, seperti yang kita ketahui, kanker paru ini menempati posisi ketiga pembunuh utama," katanya.

Makanya, disebut dr. Noni, penting untuk menjalankan program screening, dengan mendeteksi dini kanker paru.

Dengan deteksi lebih awal akan memberikan harapan hidup yang lebih lama. Screening ini dilakukan lebih awal, untuk mendeteksi lebih awal. Apalagi, bagi seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker.

"Jadi jangan tunggu ada gejala dulu baru diobati, dari screening bisa dilakukan pemeriksaan lebih awal," tambahnya.

3. Berhenti merokok menjadi salah satu pencegahan

Kenali Bahaya Kanker Paru, Deteksi Dini dan Pencegahannyailustrasi cukai rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurutnya tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker. Namun, dapat menurunkan risiko dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:

-Berhenti merokok. Jika terlalu sulit berhenti, kamu bisa meminta bantuan ahli medis untuk melakukan terapi.

-Hindari asap rokok. Jika tinggal atau bekerja dengan seorang perokok, jauhi saat mereka membakar rokok.

-Hindari karsinogen. Caranya dapat dilakukan dengan menggunakan masker wajah di mana pun.

-Konsumsi buah dan sayuran. Keduanya merupakan sumber vitamin dan nutrisi terbaik yang dapat menurunkan risiko kanker.

-Berolahraga. Lakukan secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu atau 30 menit dalam sehari.

Baca Juga: Perdalam Risiko Trombosis pada Pasien Kanker, Prodia Gelar Seminar

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya