TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kawa Daun, Kopi Khas Minang yang Diseduh Pakai Batok Kelapa

Ternyata kopi ini punya sejarah sendiri

IDN Times/Indah Permata Sari

Medan, IDN Times - Pernah minum Kawa? Kata Kawa dalam bahasa Minang mengartikan kopi. Nah, sekarang tak perlu jauh-jauh untuk menyeruput minuman khas Sumatera Barat ini, karena di kota Medan juga ada kafe Kawa Daun yang telah berdiri sejak tahun 2017. Warung kopi ini berada di jalan Halat, Pasar Merah Barat, kota Medan. 

Minuman khas Minang kopi Kawa Daun ini dibuat dari daun kopi yang disangrai dengan menghasilkan warna hitam seperti layaknya warna biji kopi. Minuman kawa ini juga menjadi salah satu menu minuman favorit.

Saat ini di kota Medan, minuman kawa masih satu kafe, pemilik kafe kawa ini bernama Ferdi. Ia mendirikan kafe kawa untuk membudidayakan minuman khas Minang.

"Saya mulai memikirkan budaya. Berjalannya ini saya liat perkembangan kopi yang lagi marak terus banyak pelanggan datang, bilang ini kan daunnya pasti ada dong kopinya. Saya jawab oh ada tapi saya belum dapat sumber kopinya, sabarlah nanti saya cari," kata Ferdi.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Gerai Kopi Hits di Kawasan Jalan S Parman Medan

1. Abad ke-18, petani dilarang konsumsi kopi tanamannya

IDN Times/Indah Permata Sari

Ferdi sebagai pemilik kafe kawa daun juga menjelaskan sejarah singkat yang diketahuinya tentang Kawa. Ternyata petani zaman dulu tidak boleh menikmati kopi yang ditanam oleh mereka sendiri loh.

Diceritakan Ferdi,petani dulunya dari ladang membawa daun untuk ke rumah sebagai pembekalan.

"Kopi kawa ini tradisi khas minangkabau, salah satu tradisi minuman minang sejak abad ke-18. Ini punya sejarahnya, kenapa mereka mengkonsumsi daun kopi. Nah, kalau kami dengar cerita sejarahnya dulu petani di sana gak boleh menikmati kopi karena mereka harus jual hasil kopinya itu ke tengkulak. Jadi petani di sana itu gak tahu apa rasa kopi itu," tuturnya

2. Punya sensasi tersendiri minum dengan batok kelapa

Jangan pikir untuk meminum kopi Kawa Daun akan disajikan dalam segelas atau secangkir yang biasa di kafe kopi lain, karena uniknya minuman berwarna hitam dengan aromanya, ini di saji dalam batok kelapa.

" Sebenarnya disana sudah jadi ikon budaya, cuman saya memperkenalkan diluar minang. Kebetulan saya liat di medan belum ada, saya coba mengangkat itu disini untuk diperkenalkan, untuk sosialisasi kita masih kurang, untuk minat banyak. Sejak tahun 2017 pas bulan september ini 2 tahun," ungkap Ferdi.

Baca Juga: 5 Kedai Durian Hits yang Asyik Buat Nongkrong di Medan

Berita Terkini Lainnya