Medan, IDN Times - Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yangterkenal dengan keberagaman etnis, budaya dan agama hingga memiliki banyak destinasi wisata religi. Salah satunya yang menarik ada di Kota ke-dua di Sumut, Pematang Siantar, yaitu patung Dewi Kwan Im yang terkenal di kalangan wisatawan.
Sebab, patung ini menjadi salah satu ikon wisata religi yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.
Berikut IDN Times rangkum 5 fakta tempat wisata religi patung Dewi Kwan Im di Pematang Siantar.
Patung ini merupakan perwujudan dari sosok Dewi Kwan Im yang dikenal sebagai seorang dewi yang penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Dewi Kwan Im merupakan salah satu dewi yang sangat dipuja umat Buddha.
Menurut sejarah, Dewi Kwan Im merupakan bodhisattva atau calon budha, yakni manusia yang hampir mencapai kesucian dan kesempurnaan.
Sehingga, mendapat predikat sebagai patung tertinggi se-Asia Tenggara, yanh berdiri kokoh setinggi setinggi 22,8 meter.
Meski dibangun di Indonesia, patung ini ternyata diimpor langsung dari Cina, dan pembuatannya memakan waktu hampir 3 tahun.
Secara detail, patung Dewi Kwan Im dibuat menggunakan batu granit dengan dimensi panjang 8,4 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 22,8 meter dengan berat mencapai 1.500 ton.
Kemudian dikirim ke Indonesia, patung tersebut didirikan di Kabupaten Pematang Siantar pada tahun 2002-2005. Lalu diresmikan pada bulan November 2005.
Keberadaannya tepat ada di komplek Vihara Avalokitesvara yang terlokasi di Jalan Pane, Kelurahan Simalungun, Kecamatan Siantar Selatan.
Vihara yang menjadi tempat ibadah bagi umat Buddha Tionghoa ini selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah untuk berwisata religi.
Patung yang menjadi destinasi wisata religi yang populer di Pematangsiantar ini dikelilingi empat patung sebagai pengawal serta dua lonceng besar menghiasi lokasi patung.
Hadirnya patung Dewi Kwan Im ini, dengan memiliki ketinggian lebih dari 22 meter menjadi sejarah dengan meraih rekor MURI.
MURI menobatkannya sebagai patung Dewi Kwan Im yang tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2008.