Injeksi Bauksit SGAR Awali Misi Industri Hulu ke Hilir Aluminium

Medan, IDN Times- Injeksi bauksit perdana di Proyek Smelter Grade Alumina Reginery (SGAR) Fase 1 oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa 24 September 2024 menandai terbentuknya ekosistem industri aluminium dari hulur ke hilir. Proyek holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) yang kini memasuki tahap commissioning ditargetkan akan memproduksi alumina pertama pada November 2024.
Diharapkan akan kebutuhan domestik sekaligus mendukung hilirisasi industri.
1. Kebutuhan aluminium capai 1,2 juta ton

Diketahui Smelter ini milik PT Borneo Alumina Indonesia, patungan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). Bijih bauksit dari tambang Antam akan diolah menjadi alumina.
Nantinya bahan baku dari Tayan ditarik ke Mempawah untuk menjadi alumina, lalu dikirim melalui kijing ke Kuala Tanjung dan diolah Inalum.
Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan kebutuhan alumunium Indonesia mencapai 1,2 juta ton, yang 56 persen berasal dari produk impor. Melalui SGAR akan berpotensi menghentikan masuknya alumunium impor 56 persen.
Hal itu membantu pemerintah dalam menghemat devisa sekitar US$ 3,5 miliar setiap tahunnya.
2. Setelah SGAR Fase I dilanjutkan dengan SGAR fase II

Dirut MIND ID Hendi Prio Santoso menerangkan pengoperasian SGAR Fase I merupakan pencapaian penting dalam sektor pertambangan mineral Indonesia. Grup MIND ID mampu melakukan integrasi sektor hulu hingga hilir, sehingga mampu memberikan peningkatan nilai tambah dan kontribusi optimal bagi ekonomi Indonesia.
Hendi menyampaikan setelah operasional penuh SGAR Fase I, maka Grup MIND ID akan segera melanjutkan pembangunan SGAR Fase II. Terlebih, Grup MIND ID saat ini memiliki izin lahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina sekaligus pembangunan
smelter pengolahan alumunium.
"Desain SGAR Fase 1 memiliki luas 100 hektare, dan kami masih memiliki 500 hektare untuk SGAR Fase 2. Dan itu nanti ada smelter aluminium sehingga daya saing semakin meningkat," katanya.
3. SGAR memiliki dampak positif berkelanjutan

Hendi menyampaikan SGAR memiliki dampak positif yang berkelanjutan bagi ekonomi sekaligus sosial lingkungan di daerah operasional. Momentum dari pembangunan infrastruktur pabrik dan operasional mampu menyerap tenaga
kerja serta menggerakkan ekonomi sektor terkait.
Operasional pertambangan dan industri juga dijalankan dengan prinsip berkelanjutan sehingga dampak sosial dan lingkungan dapat dimitigasi dan dikurangi.
"SGAR ini adalah proyek kebanggaan sebagai penggerak masa depan. Tentunya semua operasional akan dijaga sesuai dengan standar sustainable mining sehingga mampu memberikan dampak positif yang optimal dalam jangka panjang," pungkasnya.