Masalah Pembayaran, Atlet Taekwondo dan Squash Sumut Diusir dari Hotel

Ada ketidaksepahaman pihak hotel dan Dispora Sumut

Medan, IDN Times- Atlet Sumatra Utara baru memulai pelatda penuh menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024. Namun baru memulai pelatda penuh, permasalahan terjadi.

Atlet cabang olahraga Squash dan Taekwondo Sumut harus angkat koper lebih dini dari pemusatan latihan di Hotel San Cemara Asri Medan pada Kamis (8/8/2024) pagi. Mereka baru tiga hari menginap di hotel tersebut namun harus keluar karena masalah pembayaran. 

Sekretaris Pengprov Squash Indonesia (PSI) Sumut Amansyah membeberkan, awalnya manajemen hotel pada Rabu (7/8/2024) malam mengetuk pintu kamar. Mereka meminta para pemain, pelatih dan ofisial berkemas untuk meninggalkan hotel.

“Jam 9 malam (Rabu), pintu kita diketuk. Kamar atlet diminta untuk check out malam itu juga. Kami bingung dan konfirmasi ke pihak petugas KONI dan PB PON. Akhirnya kami bertahan sampai pagi dan check out dari hotel pagi tadi,” kata Amansyah, Kamis (8/8/2024) pagi.

1. Dispora Sumut sebut harus ada kontrak dulu sebelum pembayaran

Masalah Pembayaran, Atlet Taekwondo dan Squash Sumut Diusir dari HotelAtlet taekwondo dan squash Sumut harus pindah hotel karena pembayaran (dok.istimewa)

Setelah batal meninggalkan hotel malam tadi. Namun mereka batal menggelar latihan pagi hari. Mereka baru berkemas di pagi hari setelah ada arahan dari Dispora Sumut untuk pindah ke hotel lain.

Amansyah mengatakan, hal ini berpengaruh pada mental dan psikologis atlet.

“Sedikit banyaknya mental mereka terganggu dan down gitu. Tiba-tiba malam atlet disuruh keluar. Kita kan atlet fokusnya disuruh latihan dan waktu (PON) sudah dekat. Tapi, saya bilang sama atlet tetap fokus latihan,” kata pria yang juga melatih Squash Sumut ini.

Soal ini Dispora Sumut selaku penanggung jawab akomodasi pelatda pun mendatangi pihak hotel. Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Sumut, Budi Syahputra mengatakan alasan pihaknya belum menyelesaikan pembayaran.

Menurutnya sesuai mekanisme yang diterapkan pemerintah provinsi, pembayaran tak bisa di awal.

“Semua hotel kita buat gitu, permohonan pemakaian. Pihak hotel itu (Hotel San) meminta supaya dilakukan panjar dan transaksi sesuai surat artinya dibayar tiap minggu. Sementara, mekanisme yang ada di pemerintah tidak seperti itu. Mereka itu kan masuk dulu, kontrak lalu lakukan pembayaran. Saya tanya ke biro pengadaan barang dan jasa dan yang menangani ini. Artinya, saya tidak dibenarkan melakukan pembayaran karena harus kontrak dulu,” kata Budi.

2. Dispora sebut mekanismenya pembayaran di akhir

Masalah Pembayaran, Atlet Taekwondo dan Squash Sumut Diusir dari HotelAtlet taekwondo dan squash Sumut saat check in di hotel yang baru setelah diusir dari hotel sebelumnya (dok.istimewa)

Selain itu menurutnya tak ada surat perjanjian soal pemabyaran tiap seminggu sekali. Ia menyebut bahkan sudah menyerahkan uang jaminan senilai Rp2 juta sebagai bentuk keseriusan mereka.

“Tidak ada istilah bayar dulu atau panjar dahulu. Malah kalau kita panjar salah. Itu sesuai dengan aturan mereka. Itu surat mereka (masa tenggat pembayaran), itu bukan surat perjanjian dan mereka minta saya membayar Rp27 juta di awal. Saya bilang gak ada. Saya lapor ke pimpinan, dan perintahnya ikuti sesuai dengan mekanisme pemerintah,” ucapnya.

Menurutnya hal ini juga berlaku untuk hotel-hotel lain yang menjalin kerja sama dengan Dispora terkait pelatda atlet. Semuanya bayar di akhir.

“Hotel lain semua sesuai dengan aturan. Artinya, masuk dulu lakukan pembuatan kontrak dan nanti sesuai aturan selesai dihuni baru dibayar. Itu aturannya,” ujar Budi.

Saat ini atlet sudah dipindahkan ke Hotel Miyana untuk melanjutkan pelatda penuh. Total ada 41 atlet dan pelatih cabor squash dan taekwondo yang harus pindah ke hotel Miyana, pada Kamis pagi. 

3. Pihak hotel sebut tidak ada kejelasan soal pembayaran dari pihak Dispora Sumut meski sudah memberi penginapan tiga hari

Masalah Pembayaran, Atlet Taekwondo dan Squash Sumut Diusir dari HotelAtlet taekwondo dan squash Sumut saat check in di hotel yang baru setelah diusir dari hotel sebelumnya (dok.istimewa)

Sementara manajemen Hotel San Cemara Asri angkat bicara. Manajer operasional Hotel San Medan, Jiro menilai pihaknya sudah beriktikad baik memberi penginapan atlet meski pembicaraan soal pembayaran belum jelas. 

“PON ini kan empat tahun sekali, tapi perencanaan mereka kurang bagus. Tiba-tiba di hari H atletnya sudah datang, mereka (Dispora) minta bantu check in kan tamunya tanpa melakukan pembayaran administrasi dan malam di bahas bersama-sama," kata Jiro.

Menurutnya pihaknya sudah menunggu hingga tiga hari. Selain itu tidak ada hitam di atas putih yang ditandatangani soal seperti apa kejelasan pembayaran.

"Bahkan mereka buat surat pernyataan gitu loh, bakalan check out bila pembayaran tidak selesai pada pukul 5 sore. Ujung-ujungnya jam 8 malam, pihak mereka pun tidak ada yang bisa komunikasi dengan kami. Pembayaran tiga malam itupun tidak ada cerita diskusinya kayakmana penyelesaiannya. Panitia satupun tidak ada yang kasih jawaban kepada kami. Padahal, kami sudah izinkan nginap tiga malam,” pungkasnya.

Baca Juga: GOR PBSI Sumut akan Dipasang Single Seat untuk Venue PON 2024

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya