Kisah Monang Siagian, Eks Atlet Tenis Difabel Kini Pengrajin Mebel

Pernah bertanding di Belanda, Australia hingga Inggris

Satu kakinya menjadi pijakannya menjalani hidup. Berbagai jenis perabot dari kayu hingga rumah Barbie menjadi penyambung hidupnya.

Siapa sangka, dengan keterbatasannya Monang dulunya seorang atlet berprestasi dan sudah bermain hingga beberapa negara Eropa. Bahkan ia tampil di ajang internasional olahraga difabel.

Inilah kisah Monang Siagian, mantan atlet tenis difabel asal Sumatra Utara yang pernah mengharumkan nama bangsa di pentas dunia.

Awalnya dari pemungut bola di lapangan tenis

Kisah Monang Siagian, Eks Atlet Tenis Difabel Kini Pengrajin MebelMonang Siagian, mantan atlet tenis kursi roda asal Sumut yang berprestasi (Dok.Istimewa)

Cerita Monang menjadi atlet berawal saat merantau ke Jakarta. Monang sudah berdamai dengan kecelakaan pahit yang merenggut satu kakinya saat berusia 8 tahun. Dia lalu bekerja sebagai pemungut bola di lapangan tenis.

“Waktu SD, saya merantau ke Jakarta. Kabur naik truk, dan ikut kawan yang dagang di sana. Tapi ditawari kerja memungut bola tenis di lapangan," kenang Monang.

Perlahan Monang menyukai tenis. Ada seseorang yang memberikannya raket karena melihat ketekunannya.

“Pas gak ada yang main saya berlatih dengan sesama ball boy yang lain. Lalu perlahan saya mulai bisa main," beber pria kelahiran Kisaran, 10 Oktober 1962 itu.

Dua tahun berlatih, Monang memantapkan diri ikut kejuaraan. Saat itu ada Kejuaraan Nasional Piala Ibu Tien Soeharto.

“Saya nekat ikut. Saya membela tim DKI Jakarta. Gak nyangka malah masuk final dan menang,"tambahnya.

Semakin gemilang sebagai atlet membawanya hingga ke Belanda hingga Inggris

Kisah Monang Siagian, Eks Atlet Tenis Difabel Kini Pengrajin MebelRaket tenis dan bola tenis (tennis-uni.com)

Jalan hidup Monang pun berubah dengan menekuni jadi atlet. Prestasinya membuatnya terpilih mewakili Indonesia berlaga di Thailand, Korea, Jepang hingga ke Eropa.

“Tahun 1995 saya main ke Belanda, dan Melbourne lalu ke Inggris. Sayangnya waktu akan ikut Kejuaraan dunia tenis di Amerika Serikat 1997, saya gagal karena kalah seleksi di Malaysia," kata Monang.

Monang ternyata gak hanya sekadar bertanding. Dia mendapat bekal ilmu kerajinan tangan. Semakin diasahnya di Jakarta dari sebuah yayasan difabel. Ia berlatih membuat rumah boneka. Monang lalu pulang kampung karena diminta memperkuat Sumut di Porcanas (kini Peparnas) tahun 2004 di Palembang. Ia mengikuti cabor tenis kursi roda dan lari kursi roda. "Cabang tenis saya meraih emas dan lari kursi roda meraih perunggu,” tambahnya.

Dia dijanjikan bonus dan pekerjaan. Saat itu Gubernur dijabat almarhum Tengku Rijal Nurdin.Monang diganjar bonus sebesar Rp30 juta. Hal itu dijadikannya modal usaha. Ujian hadir karena kebakaran menghanguskan usahanya tahun 2007. Monang tak lantas menyerah. Mentalitasnya sebagai atlet membuatnya berusaha memenangkan hidup.

Kembali ke Sumut, raih emas hingga merintis usaha

Kisah Monang Siagian, Eks Atlet Tenis Difabel Kini Pengrajin MebelTempat usaha Monang Siagian di Jalan Djamin Ginting Medan (IDN Times/Doni Hermawan)

Demi istri dan dua orang anaknya, Monang membangun lagi usaha rumah boneka dari kayu. Monang lalu memperbesar lagi bidang usahanya. Gak hanya buat rumah Barbie dan miniatur dari kayu, dia juga membuat perabot-perabot dari Jepara.

Selain tempat usahanya di Jalan SMAN 2 Sukadamai, Polonia, Medan, tahun 2022 ini, Monang juga membuka cabang usahanya di Jalan Djamin Ginting dan memekerjakan karyawan.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya