TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petugas Rutan Medan Olah Limbah Sayur dan Buah Jadi Eco Enzim

Proses pembuatan fermentasi limbah habiskan waktu 3 bulan

Warga binaan Rutan Kelas 1 Medan olah limbah bahan makanan menjadi eco enzim (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times - Petugas Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1 Medan, mengolah limbah bahan makanan seperti sayur dan buah dengan baik hingga menjadi Eco Enzim.

Biasanya, sisa-sisa makanan ini sering dibuang begitu saja. Namun, kali ini justru di poduksi menjadi cairan eco enzyme yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Holywings Diduga Nistakan Agama, GP Ansor akan Geruduk 2 Gerai Medan 

1. Proses pembuatan fermentasi limbah ini menghabiskan waktu selama 3 bulan

Warga binaan Rutan Kelas 1 Medan olah limbah bahan makanan menjadi eco enzim (Dok. Istimewa)

Para pelaku yang mengelola limbah bahan makanan tersebut merupakan sejumlah petugas Rutan, dengan proses fermentasi buah dan sayuran. Sedangkan untuk limbah-limbah ini dapat dari dapur Rutan kelas 1 Medan.

Dalam proses pembuatan fermentasi limbah ini menghabiskan waktu selama 3 bulan, dan setiap minggunya petugas akan membuka tong sampah juga plastik sedikit saja untuk membuang gas fermentasi guna mengantisipasi terjadi ledakan.

Dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri, ini sangat dapat membantu warga binaan.

Nantinya, hasil larutan fermentasi memiliki warna coklat tua dan berbau asam manis kuat khas produk fermentasi.

2. Dipercaya membunuh kuman ataupun virus yang dapat menularkan penyakit

Warga binaan Rutan Kelas 1 Medan olah limbah bahan makanan menjadi eco enzim (Dok. Istimewa)

Untuk kegunaannya, Eco enzim ini biasa digunakan sebagai sarana penyemprotan areal blok hunian, untuk membantu membunuh kuman ataupun virus yang dapat menularkan penyakit. 

Cairan ini juga digunakan untuk menyemprotkan pada penderita penyakit gatal alias kudis.

Serta dapat dicampurkan pada air yang akan digunakan untuk mandi, sehingga dapat membersihkan tubuh, dan dimanfaatkan kedalam kipas angin uap.

"Kalau apa itu selama di polrestabes sudah ada setahun, karenakan di poltabes itu gak ada apa pentilasi udara udah itu pun sinar matahari gak ada dia ruangan tertutup, kalau sekarang ini udah hampir sering rutin pihak rutan memberikannya, masih pak jauh," kata Arpan sebagai warga binaan.

Baca Juga: Jejak Lidya Rangkuti hingga Terpilih Jadi Putri Pariwisata Sumut 

Berita Terkini Lainnya