Massa Afghanistan di Medan Bertahan hingga Malam di Depan UNHCR

Mereka menunggu kepastian setelah 10 tahun di Indonesia

Medan, IDN Times - Pengungsi Afghanistan yang berada di Medan berunjuk rasa di depan perkantoran Gedung Forum Nine CIMB Niaga, Medan, Senin (1/11/2021). Massa datang sejak pukul 10.00 WIB.

Hingga pukul 19.00 WIB masih menunggu kehadiran perwakilan The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang berkantor di dalam gedung itu.

Massa sudah memasang tenda di pelataran gedung. Mereka mengancam menginap, jika perwakilan UNHCR tidak menemui mereka. 

1. Massa: Pak Jokowi tolong kami!

Massa Afghanistan di Medan Bertahan hingga Malam di Depan UNHCRMassa pengungsi Afghanistan bertahan di depan gedung Forum Nine CIMB Niaga tempat perwakilan UNHCR di Kota Medan berkantor, Senin (1/11/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sejak pagi, massa berorasi secara bergantian. Sama seperti unjuk rasa terdahulu, mereka tetap meminta segera diberangkatkan ke negara ketiga. Sampai sekarang mereka belum mendapatkan jawaban apa-apa dari UNHCR, sehingga mereka menggelar unjuk rasa.

"Kami menuntut untuk segera diberangkatkan ke negara yang bisa menampung kami," kata koordinator aksi, Muhammad Juma.

Di sela aksinya, massa juga meneriakkan nama Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo. "Pak Jokowi tolong kami," teriak mereka.

Bahkan para imigran itu, menyebut nama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi hingga Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution.

Baca Juga: Aksi Pengungsi Afghanistan di Medan: Amerika Tolong Kami!

2. Para pengungsi tidak ingin kembali ke Afghanistan karena takut dengan Taliban

Massa Afghanistan di Medan Bertahan hingga Malam di Depan UNHCRMassa pengungsi Afghanistan bertahan di depan gedung Forum Nine CIMB Niaga tempat perwakilan UNHCR di Kota Medan berkantor, Senin (1/11/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Para pengungsi menuntut agar segera dipindahkan. Khususnya kepada negara yang meratifikasi konvensi PBB tentang status pengungsi tahun 1951.

Mereka tidak mau lagi kembali ke Afghanistan. Karena, mereka takut dibunuh oleh para Taliban yang kini menguasai negara itu.

“Suku Hazara ini sekarang tidak aman. Kalau kita masuk ke negara, kalau mereka tau identitas kita suku Hazara, mereka pasti akan bunuh. Di beberapa provinsi, mereka mencara Hazara,” ungkapnya.

Sebagian besar pengungsi, sudah ada yang tinggal di Indonesia selama 10 tahun. Mereka juga tidak pernah mendapatkan kejelasan kapan akan diberangkatkan.

Sementara, selama tinggal di Medan, mereka tidak boleh bekerja. Anak-anak mereka juga tak bersekolah.

Massa mendesak IOM, UNHCR dan pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka.

Terhitung, sudah 14 orang yang meninggal karena bunuh diri. Mereka menjadi pelaku bunuh diri karena diduga depresi berkepanjangan.

"Kami minta tolong, Presiden, Gubernur dan Wali Kota untuk membantu kami. Sepuluh tahun sudah cukup tinggal di sini. Kami mau dipindahkan," kata Juma.

3. Massa menolak saat diminta membubarkan diri

Massa Afghanistan di Medan Bertahan hingga Malam di Depan UNHCRMassa pengungsi Afghanistan bertahan di depan gedung Forum Nine CIMB Niaga tempat perwakilan UNHCR di Kota Medan berkantor, Senin (1/11/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Polisi mengawal jalannya aksi. Satu unit mobil penyemprot air juga terlihat bersiaga di lokasi.

Sempat terjadi perdebatan antara massa dan aparat kepolisian. Polisi meminta pengungsi mematuhi peraturan di Indonesia. Mereka diminta membubarkan diri. Namun pengungsi menolaknya. Mereka tetap bertahan dan menunggu pihak UNHCR memberikan kejelasan.

Baca Juga: Rumah Polwan Diserang 'Gangster', Seorang Polisi Luka Parah Dibacok

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya