HANI 2021, Gubernur Edy Cerita Bawa Tank untuk Tutup Kampung Narkoba

Edy ingin ada langkah konkrit dalam memberantas narkoba

Medan, IDN Times – Sumatra Utara masih menjadi provinsi dengan peredaran narkoba yang cukup masif. Begitu banyak sudah kasus pengungkapan dengan jumlah narkotika yang luar biasa. Namun peredaran narkotika di Sumut masih saja tetap ada saban tahun.

Kondisi daerah dengan garis pantai yang cukup panjang juga memudahkan para bandar memasukkan barang haram itu. Meskipun, pengawasan di garis pantai sudah dilakukan lintas instansi.

Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi ingin ada langkah konkrit untuk memberantas narkotika. Hal itu disampaikannya saat memberikan kata sambutan dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2021.

Edy tidak ingin HANI 2021 hanya dilakukan sebatas perayaan saja. Untuk diketahui, Penetapan 26 Juni sebagai Hari Anti Narkotika Internasional dicanangkan oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada 26 Juni 1988. Tanggal ini dipilih dengan mengambil momen pengungkapan kasus perdagangan opium oleh Lin Zexu (1785-1851) di Humen, Guangdong, Tiongkok.

"Saya mau ada program yang kongkrit, ada kegiatan yang sifatnya perencanaan dan ada kegiatan yang sifatnya pelaksanaan,” ujar Edy, Senin (28/6/2021).

1. Cerita Edy bawa Tank untuk tutup Kampung Kubur

HANI 2021, Gubernur Edy Cerita Bawa Tank untuk Tutup Kampung NarkobaIlustrasi Pengguna Narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Siapa yang tidak tahu Kampung Kubur. Kawasan yang kini merubah imej menjadi Kampung Sejahtera. Dulunya, kawasan ini terkenal dengan peredaran narkotikanya. Bahkan termasuk salah satu yang terbesar di Sumut. Tak sembarang orang bisa masuk ke dalamnya saat itu. Kampung dengan penduduk yang cukup padat ini berada di Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah. Kini kampung itu perlahan berbenah. Berbagai kegiatan positif terus dilakukan di sana.

Edy pun bercerita, bagaimana ceritanya dulu menutup Kampung Kubur saat dirinya menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan. Dia menurunkan satu kompi dari Batalyon Linud 100 ke Kampung Kubur. Saat itu TNI bersama instansi lainnya masif melakukan pengawasan di sana.

“Saya tidak pamer. Maaf sekali lagi, saya tidak pamer. Saya hanya mencontohkan konkrit. Pada 2016, saya saat itu menjabat sebagai Pangdam I/BB. Saya Pangdam hanya 3-4 bulan. Kampung kubur itu saya tutup. Bahkan pernah saya gerakkan itu tank. Apakah itu untuk menembak ? Tidak. Tank ini hanya untuk penyemangat. Bahwa kita memang melawan. Kampung kubur itu orangnya sampai loncat ke sungai,” ujar Edy.

Baca Juga: BOR Menurun, Gubernur Edy Klaim Kasus COVID-19 di Sumut Mulai Melandai

2. Edy minta ada langkah cepat, lintas instansi harus duduk bersama bahas masalah narkotika

HANI 2021, Gubernur Edy Cerita Bawa Tank untuk Tutup Kampung NarkobaIlustrasi narkoba jenis sabu-sabu. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Dalam kesempatan itu, Edy juga mengungkapkan, pemberantasan narkotika tidak hanya menjadi tugas BNN dan kepolisian. Harus ada pelibatan instansi lainnya dan membahas langkah yang lebih konkrit.

Edy tidak ingin, masifnya peredaran narkoba malah semakin membuat generasi penerus hancur.

“Saya ingin riil. Besok duduk, rapatkan kita mau ngapain. Kalau kita lihat di Tanjung Gusta. Itu sudah sampai, 80 persen over kapasitasnya. Dan itu rata rata narkoba,” ungkapnya.

Edy pun menyarankan ada pelibatan TNI di dalamnya. Mulai dari TNI Aangkatan Darat, Angkatan Udara dan Laut.

3. Penuntasan peredaran narkotika harus dilakukan terus menerus

HANI 2021, Gubernur Edy Cerita Bawa Tank untuk Tutup Kampung NarkobaIlustrasi sabu-sabu. (IDN Times)

Edy kembali menegaskan jika dirinya tidak ingin HANI hanya menjadi kegiatan yang sifatnya seremoni saja.

“Kita grebek dan kita tutup. Terus menerus. Nanti kejaksaan, dan kepolisian menentukan legal hukumnya. Mari kita bersemangat dengan perayaan ini. Harus ada yang kita lakukan,” pungkasnya.

Pada 2018 lalu, Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari menyebut, Arman menyebut, Pantai Timur Sumatra menjadi daerah yang pling rawan peredaran narkoba. Begitu banyak pelabuhan tikus yang menjadi pintu masuk dari luar negeri.

Arman saat itu mengakui jika BNN sudah melakukan koordinasi lintas instansi. Namun sayangnya, masih minim respon dan belum menjadikan pemberantasan narkoba sebagai agenda utama.

“Banyak instansi yang belum satu visi. Kita sudah berupaya untuk kerja sama, dari bea cukai, angkatan laut, kementerian kemaritiman, kementerian perikanan, mungkin ini kelihatannya belum begitu padu.Sedangkan BNN sendiri tidak puntya peralatan lengkap. Apalagi BNN walaupun sekarang menjadi leading sector, tetapi belum menjadi central of command,” kata Arman saat itu.

Baca Juga: Begini Tahapan Rehabilitasi Narkoba untuk Anak dan Remaja

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya