TPL Berikan Bantuan Sembako pada Korban Banjir Bandang Samosir

Toba Pulp Lestari ingin meringankan beban korban

Samosir, IDN Times - PT Toba Pulp Lestari Tbk turut prihatin atas musibah banjir bandang yang terjadi di empat desa (Siparmahan, Dolokraja, Hariarapohan, Sampurtoba) Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Banjir bandang Samosir terjadi pada Senin, (13/11/2023) sekitar pukul 19.30 WIB, yang disertai hujan lebat.

Sebagai wujud kepedulian perusahaan, TPL melalui program CD/CSR hadir berkontribusi dengan memberikan dukung berupa air bersih dan bantuan sembako kepada masyarakat di empat desa yang terdampak.

Adapun dukungan yang disalurkan oleh TPL kepada masyarakat terdiri dari 1,8 Ton beras, 200 Kg gula, 200 papan telur, 16 kotak bubuk teh, 1900 kotak indomie, 20 kotak minyak makan, 500 kg kopi dan 3 unit mobil tangki dengan kapasitas tangki 5 ribu liter 2 unit serta satu mobil tangki dengan kapasitas 16 ribu liter.

1. TPL ingin meringankan beban korban

TPL Berikan Bantuan Sembako pada Korban Banjir Bandang SamosirDirektur PT TPL Jandres Halomoan Silalahi (Dok. IDN Times)

Direktur TPL, Jandres Silalahi mengatakan untuk meringankan beban yang dialami masyarakat korban banjir bandang Samosir, perusahaan telah menyalurkan dan membantu masyarakat korban banjir bandang, memberikan dukungan yang paling dibutuhkan masyarakat, yakni makanan dan minuman serta penyediaan air bersih.

“Saya mewakili perusahaan menyampaikan turut prihatin dan merasakan apa yang sedang dialami oleh masyarakat di empat desa Kecamatan Harian. Saat ini bantuan berupa makanan, minuman dan air bersih telah kita salurkan kelokasi banjir untuk segera diserahkan kepada para masyarakat korban banjir bandang”, sebut Jandres.

2. Banjir bandang samosir bukan dampak operasional TPL

TPL Berikan Bantuan Sembako pada Korban Banjir Bandang SamosirBibit pohon eucalyptus di Pabrik PT Toba Pulp Lestari, Kabupaten Toba, Sumut (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Dibagian lain, Jandres menjelaskan dari hasil data yang dikumpulkan tim TPL di lapangan, banjir bandang samosir disebabkan oleh sejumlah aspek, yakni curah hujan yang tinggi selama 12 jam, kondisi tutupan lahan Daerah Tangkapan Air (DTA) banjir sebagian besar (75%) berupa non hutan sehingga kemampuan tanah untuk meresap air (intersepsi) sangat rendah.

Selanjutnya kondisi kelerengan lahan ± 73% curam dan sangat curam, serta banyaknya material lumpur dan bebatuan di dasar sungai, yang menyebabkan tersumbatnya sungai Sitio-tio.

Pasca peristiwa banjir bandang, Perusahaan telah menurukan tim untuk melakukan pengecekan dan analisa lapangan guna mengetahui penyebab banjir bandang tersebut. Dengan kondisi sungai Sitio-tio yang membentuk bendungan temporary dan pada akhirnya sungai ini tertutup dan meluap ke alur di sebelah tenggara.

“Sehinga dipastikan tidak ada pengaruh atau keterkaitan operasional TPL dengan penyebab banjir ini, karena aliran air DTA banjir Siparmahan Sihotang adalah ke timur dan dialirkan secara langsung ke Danau Toba sedangkan DTA TPL adalah ke arah barat daya (Aek Silang) dan barat laut (Lau Renun) ini berarti arah aliran konsesi TPL Tele dan DTA banjir bertolak-belakang dan diperkuat dengan tidak adanya kayu jenis eucalyptus dalam material banjir”, terang Jandres.

3. Satu warga dilaporkan hilang

TPL Berikan Bantuan Sembako pada Korban Banjir Bandang SamosirIlustrasi banjir bandang (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Dilansir BNPB, satu warga dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam pencarian atas bencana banjir yang melanda Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang terjadi pada Senin (13/11/2023). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan banjir menyebabkan lima rumah rusak berat, empat jembatan rusak dan jaringan irigasi serta air bersih juga rusak. Selain itu, tiga gedung fasilitas pendidikan, dua gedung pusat kesehatan, dua unit gereja dan 266 hektar lahan pertanian juga terdampak.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Samosir, Sarimpol Simanihuruk mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang akibat banjir.

"Masih dalam tahap pencarian, kami bersama tim gabungan tadi pagi (15/11/2023) sudah mengerahkan alat berat dalam proses pencarian dimulai dari sekitar tempat tinggal korban," kata Sarimpol melalui keterangan resmi.

Sarimpol menambahkan, banjir juga sempat meluas yang sebelumnya berdampak pada empat kecamatan hingga kini mencapai lima kecamatan. Adapun kecamatan terdampak yakni Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Palipi, Kecamatan Nainggolan dan Kecamatan Simarionggo.

Kaji cepat sementara, sedikitnya 620 jiwa mengungsi akibat kejadian ini. Merespond hal ini, tim gabungan juga telah mendirikan tenda pengungsi. Titik pengungsian berada di Gereja Katolik ST Bonaventure di Desa Pintu Batu, Kecamatan Pangururan. Distribusi logistik dan obat-obatan sebagai kebutuhan dasar juga telah disalurkan guna penanganan darurat.

Material yang terbawa saat banjir seperti kayu, batu dan lumpur menjadi kendala tersendiri dalam proses penanganan darurat. Selain itu, cakupan luas wilayah terdampak juga menutup sejumlah badan jalan hingga menggangu akses perjalanan dan fasilitas umum.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya