Hidangkan Bubur Sup untuk Berbuka Puasa, Tradisi Lebih dari Satu Abad

#RamadanMasaKini Yuk mampir ke Masjid Raya Pematangsiantar

Pematangsiantar, IDN Times - Setiap siang menjelang berbuka puasa, sejumlah ibu-ibu jamaah Masjid Raya Siantar bergotong royong di dapur.

Tiap orang memiliki tugas masing-masing. Ada yang memotong bahan daging, mengolah rempah-rempah dan mengaduk nasi menjadi bubur.

Mau ngapain sih mereka?

1. Tradisi hidangan bubur sop sudah lebih dari satu abad

Hidangkan Bubur Sup untuk Berbuka Puasa, Tradisi Lebih dari Satu AbadIDN Times/Gideon Aritonang

Hj. Siti Sulianti, salah seorang pengurus masjid menjelaskan, tradisi menghidangkan bubur sop bagi jamaah dan masyarakat berbuka puasa itu berlangsung sudah sejak berdirinya Masjid Raya Siantar tahun 1911.

"Sudah ratusan tahun lah, dari berdirinya mesjid ini. Saya kecil, tahunya sudah ada ini,"kata Siti, disela-sela kesibukannya, Rabu (15/5).

Dikatakannya lagi, ia dan teman-temannya sudah menjadi juru masak bubur sop selama 24 tahun. Tugas juru masak itu, kata Siti, bergiliran semampu petugasnya.

"Ya kalau kami ini ada yang sejak 1995. Saya sendiri lah. Kalau yang lain ada yang baru beberapa tahun belakangan," ucapnya.

Baca Juga: Kota Pematangsiantar Bakal Ikut Pilkada Serentak Tahun 2024

2. Habiskan belasan kilogram daging sapi dan beras setiap hari

Hidangkan Bubur Sup untuk Berbuka Puasa, Tradisi Lebih dari Satu AbadIDN Times/Gideon Aritonang

Dalam perjalanan selama menjadi juru masak bubur sop, Hj. Siti berujar biasanya mereka menghabiskan 11 Kg beras dan daging sapi. Resepnya pun diturunkan tiap generasi yang menjadi juru masak sejak ratusan tahun lalu.

"Sebenarnya spesial nya, gimana ya. Mungkin karena tradisi itu lah. Gak ada resep khusunya. Tiap juru masak kan generasi nya estafet gitu,"ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, juru masak bukan hanya menyediakan bubur sop sebagai hidangan buka puasa. Bubur cha-cha, bubur kacang hijau serta pulut dan ketan juga dibuat bergantian setiap harinya.

"Makin tahun kan selera orang berbeda-beda, jadi kita buat inovasi baru lah. Bukan cuma bubur sop aja,"pungkasnya.

3. Sedikitnya 250 porsi bubur disedikan bagi jemaah

Hidangkan Bubur Sup untuk Berbuka Puasa, Tradisi Lebih dari Satu AbadIDN Times/Gideon Aritonang

Dalam setiap kali memasak, bubur sop itu mampu mengenyangkan sedikitnya 250 orang yang datang ke Masjid Raya Siantar. Bagi yang ingin menyantap bubur sup yang dicampur bumbu rendang itu bisa datang ke pelataran masjid.

"Sebenarnya siapa saja bisa datang. Banyak juga yang bawa rantang dari rumah. Ada yang datang dari luar, sengaja untuk menyantap bubur ini. Kita terbuka," tukasnya.

4. Biaya pembuatan bubur sup mencapai jutaan rupiah

Hidangkan Bubur Sup untuk Berbuka Puasa, Tradisi Lebih dari Satu AbadIDN Times/Gideon Aritonang

Dalam setiap kali pembuatan bubur sup dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk membeli bahan makanan, Hj. Siti berujar, mereka menggelontorkan dana sebesar Rp1,5 juta setiap hari.

"Kalau dana nya itu ada yang dari kas, ada juga donatur. Lebih banyak dari donatur lah, masyarakat masyarakat sini memberikan sumbangan,"jelasnya.

Setiap hari dalam bulan Ramadan, Hj. Siti beserta ibu-ibu lainnya harus menyisihkan waktu untuk membuat bubur sop. Tak jarang mereka meninggalkan rumah untuk menyempatkan berbagi kepada jamaah dan masyarakat sekitar mesjid.

Baca Juga: Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta Sehari

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya