TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tahanan Tewas Diduga Disiksa Karena Tak Memberi 'Uang Kamar'

Sebanyak 6 tahanan menjadi tersangka

Polrestabes Medan saat menggelar paparan kasus kematian tahanan karena dianiaya, Jumat (26/11/2021). (Istimewa)

Medan, IDN Times - Kasus kematian laki-laki berinisial HS di sel Polrestabes Medan disebut karena penganiayaan tahanan lainnya. Itu juga dikuatkan dengan luka lebam di bagian wajah, punggung, hingga kaki korban. Motifnya, korban menolak membayar ‘uang kamar’.

Polrestabes Medan menetapkan enam tersangka dalam kasus itu. Mereka berinisial NP, J, WS, TS, HM dan H. Wakapolrestabes Medan Ajun Komisaris Besar Irsan Sinuhaji, kasus itu bermula saat korban tiba-tiba sakit dan dibawa ke RS Bhayangkara pada, Selasa (23/11/2021).

“(Kemudian) sekitar pukul 22.30 WIB, piket reskrim mendapat laporan dari rumah sakit Bhayangkara bahwa ada salah satu tahanan (HA) yang dirawat di sana meninggal dunia,” ujar Irsan, Jumat  (26/11/2021).

1. Para tahanan lain mengaku setelah diinterogasi

Ilustrasi tahanan yang diborgol. unsplash.com/4711018

Polisi memeriksa tubuh korban dan  menemukan bekas lebam. Lantas polisi melakukan penyelidikan. Polisi meminta keterangan salah satu tahanan di sana. Dari interogasi itu, diduga kuat penganiayaan dilakukan oleh pelaku HM. Dia pun mengaku.

“Lalu muncul lah kembali sekitar 5 nama lain, yang ikut menganiaya,” ujar Irsan.

2. Korban sempat menyerahkan uang agar tidak disiksa

Ilustrasi penyiksaan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kelompok para pelaku awalnya hanya memeras korban. Mereka akan menyiksa korban jika tidak diberikan uang.  Pemerasan ini sudah berhasil mereka lakukan sebanyak 2 kali.

“Pertama Rp700 ribu, ke dua Rp200 ribu. Penganiayaan yang kemarin terjadi ini, mereka kembali meminta uang kepada korban sejumlah uang Rp5 juta,” ujar Irsan.

Para pelaku melakukan pemerasan dengan menghubungi keluarga korban. Namun pihak keluarga tidak bisa memenuhi permintaan yang disebut ‘uang kamar’ itu untuk ketiga kalinya.

“Karena tuntutan tidak dipenuhi, sehingga terjadilah penganiayaan yang mereka lakukan, baik dilakukan dengan alat, dengan tangan kosong, dengan mendorong dan lain sebagainya,” katanya.

Berita Terkini Lainnya