TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harimau Makan Ternak, BBKSDA: Manusia yang Merangsek ke Rumahnya

Sudah 21 kali terjadi konflik manusia dan harimau di Langkat

Ilustrasi Harimau (Joshua Lee/Unsplash)

Medan, IDN Times – Harimau Sumatra terus memangsa ternak warga di kabupaten Langkat, Sumatra Utara dalam beberap waktu terakhir. Konflik yang teranyar memakan korban lima ekor lembu di kawasan Desa Batukatak, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Senin (11/1/2021).

Bahkan kabar teranyar dari lapangan menyebut, Harimau Sumatra juga memangsa lembu warga di Desa Seibamban, Kecamatan Batang Serangan, Langkat hari ini. Publik pun dibuat bertanya-tanya. Kenapa Harimau Sumatra lebih intens muncul belakangan?

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut memberikan analisis sementaranya. Analisa BBKSDA menunjukkan, harimau yang memansa lembu di Batu Katak diduga kuat sama dengan yang terjadi di Desa Lau Damak beberapa hari sebelumnnya. Karena jarak kedua lokasi hanya sekitar 2 Km.

Baca Juga: 5 Lembu Ternak Warga di Langkat Mati, Diduga Harimau Keluar Hutan Lagi

1. Sudah 21 kali konflik harimau Sumatra terjadi di Langkat sepanjang 2020 hingga Januari 2021

Koleksi Harimau Sumatera yang ada di Secreet Zoo Jatim Park 2. IDN Times/ Alfi Ramadana

BBKSDA mencatat, sudah 21 kali terjadi konflik antara manusia dan Si Belang di Kabupaten Langkat. Lokasinya tersebar di tiga kecamatan mulai dari Bahorok, Batang Serangan dan Besitang. Korban konflik ini umumnya lembu yang merupakan ternak milik warga.

Tiga kecamatan ini merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kawasan yang juga sebagai habitat Harimau Sumatra.

Hotmauli merinci, pada Januari 2020 terjadi 2 konflik, Februari 2 peristiwa, Mei 5 kejadian. Kemudian padaJuni 6  kali, Oktober 2 kali, Desember 2 kali dan Januari terjadi lagi.

“Areal itu, secara hukum statusnya hutan, tapi vegetasinya sudah menjadi kebun sawit dan karet dan sudah berlangsung lama, tanamannya pun sudah tua,” jelas Hotmauli.

2. Penyebabnya diduga karena warga melepas ternak di perkebunan

Koleksi Harimau Sumatera yang ada di Secreet Zoo. Beberapa spesies seperti Harimau Jawa dan Harimau Bali sudah punah. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selama ini, ternyata kawasan perkebunan warga itu merupakan home range (daerah jelajah) Harimau Sumatra. Warga pun sudah mengetahui itu.

BBKSDA menduga, masuknya harimau ke perkebunan karena ternak warga tidak dikandangkan. Ternak warga yang dilepaskan di perkebunan memancing harimau masuk karena mangsanya lebih mudah untuk diburu. Ada puluhan hingga ratusan lembu dikawasan tersebut.

“Sementara harimau aktifnya sore, malam, dan subuh. Daerah itu masuk kawasan jelajahnya. Ternak yang tiduran, apalagi diikat, menjadi mangsa empuk. Itu sebenarnya yang terjadi di sana,” papar Hotmauli.

BBKSDA bersama BBTNGL dan Pemkab setempat sudah memberikan imbauan kepada warga untuk mengandangkan ternaknya. Namun imbauan ini hanya berjalan ketika ada ternak yang menjadi mangsa saja. Setelah itu, warga kembali melepas ternaknya.

Baca Juga: Konflik Harimau dan Manusia, Petugas Bersiaga dan Pasang 2 Perangkap

Berita Terkini Lainnya