Gubernur Edy Rahmayadi: Sumut Masih Butuh 15 Ribu Unit Rumah Subsidi
Pembiayaan pembangunan masih minim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Sumatera Utara masih membutuhkan 15 ribu unit rumah bersubsidi untuk mengurangi Backlog. Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan untuk merealisasikan itu, dibutuhkan banyak dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi.
Kebutuhan 15 ribu unit rumah bersubsidi, terhitung hingga November 2019. Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada pembukaan Rapat Koordinasi Pemenuhan Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) se-Sumut melalui dukungan Electronic Mortgage Management System (e-MMS), Jumat (2/8).
“Paling tidak menjelang November 2019 diperlukan 15.000 unit untuk mengurangi backlog,” ujar Gubernur.
Backlog adalah kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat.
Baca Juga: Penembak Hope Hanya Dihukum Azan, Begini Komentar Pedas dari Aktivis
1. Backlog terjadi karena BPD belum maksimal menyalurkan KPR bersubsidi
Informasi yang dihimpun backlog rumah di Sumut mencapai 411.000 unit Tahun 2015 dan untuk Indonesia sebanyak 7,4 juta unit. Backlog terjadi karena BPD belum maksimal menyalurkan KPR bersubsidi dan developer atau pengembang perumahan tersendat pembangunannya. Sehingga kucuran dana FLPP syang masuk ke Sumut cukup kecil.
Edy berharap, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Dinas Perumahan dan Tata Ruang Sumut dapat segera menyelesaikan pembangunan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah.
“Libatkan dan ajari saya bagaimana kita harus lakukan untuk membuat rumah masyarakat, karena saya ingin masyarakat bisa memiliki rumah yang layak dan nyaman,” kata Edy.
Baca Juga: Tak Sampai 24 Jam, Perampas Uang Rp400 Juta di Medan Diringkus Polisi