TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gara-gara Babi, Warga Gak Mau Beli Ikan dan Nelayan Pun Mogok

Buntut pembuangan bangkai babi di Medan Marelan

Nelayan terpaksa mogok karena bangkai babi yang terapung di Danau menyebabkan pencemaran (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times - Ratusan bangkai babi yang terapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, mulai memberikan dampak buruk kepada masyarakat. Selain tempat wisata sekitar yang makin sepi, bangkai babi juga berdampak buruk pada penjualan ikan di wilayah tersebut.

Warga ogah membeli ikan dari nelayan setempat. Mereka enggan karena adanya bangkai babi di perairan wilayah Marelan mulai dari Sungai Bedera hingga Danau Siombak. Kondisinya juga beragam. Mulai yang masih utuh hingga yang sudah membusuk.

1. Nelayan keluhkan air yang keruh karena bangkai yang membusuk

Petugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Bangkai babi yang membusuk diduga kuat mencemari air Danau Siombak. Kondisi ini diperkuat dengan penuturan Adi, nelayan pencari kupang (kerang kecil) di Danau Siombak.

Kata Adi, kondisi air terus berubah sejak kemunculan bangkai babi. Dua hari yang lalu, tepatnya Sabtu (9/11) menjadi kondisi yang terparah.

“Air danau memutih. Kami jadi sulit cari kupang. Kita pun mau turun mencari kupang ini jadi jijik. Seperti bercampur dengan serpihan bangkai yang sudah melunak," kata Adi saat ditemui di pinggiran Danau Siombak, Senin (11/11).

Baca Juga: Hog Cholera Sumut, Penguburan Bangkai Babi Batal Karena Air Pasang

2. Terpaksa mogok karena takut terserang penyakit dari bangkai babi

Petugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tak sedikit nelayan yang terpaksa mogok kerja karena bangkai babi itu. Karena, selain jijik mereka juga takut terserang penyakit dari bangkai babi. Meski pun sejak hari ini air danau mulai kembali normal karena curah hujan yang cukup tinggi.

Biasanya dalam sehari, Adi bisa mengumpulkan 10 karung kupang untuk pakan ternak bebek. Per karungnya, kupang dijual dengan harga Rp15 ribu.

“Tapi dua hari yang lalu itu saya putuskan untuk libur lantaran air keruh akibat bangkai babi," kata Adi.

3. Warga juga tidak mau makan ikan karena bangkai babi

Taman Wisata Danau Siombak sepi pengunjung karena bau bangkai babi yang menyengat (Prayugo Utomo/IDN Times)

Adi juga bercerita, ikan hasil tangkapan nelayan tidak laku di pasaran. Karena warga takut ikan hasil tangkapan mereka terpapar bangkai babi.

“Takut mereka makannya,” kata Adi.

Dirinya berharap, Pemerintah Kota Medan untuk segera membersihkan bangkai babi yang mengambang di sepanjang Sungai Bedera dan Danau Siombak.

4. Polisi buru pembuang babi

Bangkai babi di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, diduga sengaja dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Medan Labuhan, Ajun Komisaris Polisi Edy Safari mengatakan jika piaknya sedang menyelidiki kasus pembuangan babi itu. Bahkan mereka juga berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut.

"Kita masih lidik yang buang ke sungai. Kita juga lidik ke peternakan di Tanjung Gusta dan Percut Sei Tuan. Ini masuk pencemaran lingkungan hidup, ancaman di atas 10 tahun," katanya.

Baca Juga: Sudah 106 Bangkai Babi Diangkut, Pemerintah Pusat Bantu Penguburan

Berita Terkini Lainnya