TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demo Mahasiswa di DPRD Sumut Tidak Bawa Isu RUU Bermasalah, Kenapa?

Singgung Amerika hingga tuntut usut provokator

IDN Times/Prayugo Utomo

Medan, IDN Times - Gelombang unjuk rasa mahasiswa terus terjadi di Kota Medan. Namun ada yang berbeda. Mahasiswa kali ini tidak mempermasalahkan soal RUU bermasalah.

Hari ini, sekelompok mahasiswa berunjuk rasa di DPRD Sumut, Rabu (2/10). Sebagian massa memakai almamater merah. Disusul sejumlah massa beralmamater hijau muda. Di antara mereka juga ada yang memakai pakaian sipil biasa.

Polisi mengawal massa. Bahkan polwan berjilbab putih masih diturunkan ke dekat massa. Namun tidak seketat sebelumnya. Kawat berduri saja bisa dibuka. Hingga massa bisa merapat ke depan gerbang DPRD Sumut dan membentang poster di sana.

Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto juga sempat datang menemui massa. Sang jenderal langsung disalami mahasiswa.

Namun masih menjadi pertanyaan. Kenapa unjuk rasa mereka tidak membawa isu seperti massa sebelumnya. Menyoal sejumlah RUU bermasalah termasuk menolak Undang-undang KPK yang berpolemik.

 

Baca Juga: Hajar Mahasiswa Secara Brutal, Polisi Hanya Kena Sanksi Disiplin  

1. Bentangkan poster singgung antek amerika provokator aksi ricuh

IDN Times/Prayugo Utomo

 

Massa yang datang, langsung memulai orasinya. Poster-poster pun mereka bentangkan. Isinya menohok. Seilah menyindir kericuhan unjuk rasa yang terjadi belakangan berbagai daerah.

“Kami menuntut kepolisian segera menangkap semua provokator yg membuat aksi berakhir ricuh 26 September lalu !!! Tangkap dan usut tuntas,” begitu tulisan di salah satu poster

“Tangkap provokator pengkhianat bangsa antek Amerika provokator aksi ricuh,” berikut isi poster lainnya.

 

2. Massa tandatangani kain bertulis penolakan aksi ricuh

IDN Times/Prayugo Utomo

 

Dalam aksi itu, massa sempat menandatangani kain spanduk bertuliskan, sejuta tanda tangan menolak aksi rusuh dan anarkis. Spanduk itu dibentangkan di gerbang DPRD Sumut.

Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto pun ikut menandatangani. Memberikan dukungan kepada para mahasiswa yang menolak aksi ricuh.

Sebelumnya, Kapolda Sumut datang bersama rombongan pejabat utama Polda Sumut. Bahkan Agus sama sekali tidak sungkan dengan massa. Dia beberapa kali menyapa massa mahasiswa.

 

3. Isu penolakan revisi UU bermasalah tidak digaungkan massa

IDN Times/Indah Permata Sari

 

Sepanjang unjuk rasa, sama sekali tidak ada orasi yang menyinggung soal revisi Undang-undang yang berpolemik. Sangat kontras dengan sejumlah unjuk rasa sebelumnya. Massa dengan lantang menyatakan sikap penolakan terhadap sejumlah revisi Undang-undang sarat polemik. Termasuk revisi UU KPK yang berhasil mengumpulkan ribuan mahasiswa untuk berunjuk rasa.

Dalam kertas pernyataan sikapnya, mahasiswa yang berunjuk rasa kali ini membawa poin berbeda. Mereka menuntut polisi mengusut provokator dalam kericuhan unjuk rasa.

“Aksi-aksi tersebut ditunggangi dan diprovokatori untuk rusuh dan anarkis oleh para penghianat bangsa. Mereka memprovokasi anak bangsa untuk saling menyakiti dan membuat rusuh san mengacau keadaan mengadu domba TNI-Polri sehingga melengserkan pemerintah dengan mengorbankan anak bangsa,” kata Fachrul Rozy, koordinator aksi dalam pernyataan tertulis yang ditandatanganinya.

 

4. Massa klaim buruh menitipkan nasib kepada Jokowi

IDN Times/Prayugo Utomo

Dalam kertas itu , massa juga menyampaikan beberapa pernyataan. Di antaranya adalah klaim kepercayaan buruh kepada pemerintah soal aspirasi mereka.

“Buruh menitipkan nasibnya kepada Presiden Jokowi,” ungkap Fachrul.

Mereka juga menuntut supaya tidak ada yang menghalang-halangi pelantikan presiden. “Karena siapapun yang menghalangi akan berhadapan dengan kami,” ungkapnya.

Baca Juga: Pelajar Bikin Ricuh Lagi saat Demo, Lempari Polisi Pakai Batu

Berita Terkini Lainnya