21 Tahun Reformasi, Pendemo Nyaris Bentrok karena Minta Salat di DPRD
#21TahunReformasi Pemilu serentak jadi sorotan utama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Jalan Imam Bonjol tepat di depan Kantor DPRD Sumut ditutup, Selasa (21/5). Tak ada kendaraan yang lalu lalang di jalan tersebut.
Lalu lintas harus dialihkan karena unjuk rasa uang sedang berlangsung. Ada ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang menggeruduk DPRD Sumut.
Massa yang mengatasnamakan Satuan Aksi Mahasiswa Sumatera Utara (SAMSU) datang menggaungkan soal 21 tahun reformasi yang dianggap gagal. Untuk diketahui, tepat hari ini tahun 1998 silam, Soeharto turun dari tampuk kepemimpinannya sebagai presiden setelah 32 tahun menjabat.
Baca Juga: 32 Tahun Berkuasa, Soeharto Kaget 14 Menteri Tolak Gabung ke Kabinet
1. Aksi 21 Tahun Reformasi singgung kematian ratusan petugas KPPS dan amburadulnya Pemilu
Dalam unjuk rasa itu, mahasiswa juga menyoroti soal pelaksanaan Pemilu serentak 2019. Mereka memita pemerintah mengevaluasi sistem itu. Menyusul ratusan petugas Pemilu yang meninggal dunia.
“Terkait Pemilu , dari 1998 tidak ada yang separah ini. Saya kira kita harus mengevaluasi pemilu seentak saat ini. Kita tidak memandang, kepentingan elit politik. Kita memandang kemanusiaan. Mereka dianggap pahlawan. Padahal ini merupakan cacat demokrasi. Cacat dari sistem pemilu yang ada,:” kata Wakil Presiden Mahasiswa USU Muhammad Rasyid Waruwu.
Massa juga menuntut cita-cita reformasi ditegakkan. Belum lagi soal kebebasan berpendapat yang belakangan ini terkesan dibungkam oleh pemerintah.
“Kebebasan berbicara, berpendapoat dan mengkritik itu harus dibuka kembali. Karena kita mlihat saat ini pemerintah seolahmenakut-nakuti masyarakat,” ujar Ketua PW KAMMI Sumut Mangaraja.
Kita meminta keadilan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah saat ini sudah jauh dari para pendiri bangsa.
Baca Juga: [EKSKLUSIF] Fahri Hamzah Tak Menyangka Soeharto Akan Jatuh Secepat Itu