TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korupsi Kredit Fiktif, Mantan Kacab BSM Dituntut 14 Tahun Bui

Perbuatan terdakwa merugikan keuangan negara Rp24,8 Miliar

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Medan, IDN Times- Mantan Kepala Cabang (Kacab) PT Bank Syariah Mandiri (BSM), Jalan Gajahmada Medan, Waziruddin dituntut 14 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU) Hoplen Sinaga, Rabu (29/6/2022).

Dalam tuntutannya, JPU mengatakan, terdakwa dinyatakan bersalah karena terlibat korupsi saat menyalurkan kredit kepada Kopkar Pertamina UPMS-I Medan sebesar Rp24.804.178.121,85.

"Meminta kepada majelis hakim untuk menghukum terdakwa Waziruddin dengan pidana 14 tahun penjara," kata JPU dalam persidangan di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan.

Baca Juga: Tersangka Korupsi Kredit Fiktif BSM Rp2,7 Miliar Ditangkap di Bandung

1. Perbuatan terdakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp24,8 Miliar

Ilustrasi Perjanjian. IDN Times/Sukma Shakti

Selain pidana penjara, terdakwa juga dibebankan membayar denda Rp500 juta subsider 6 kurungan.

"Perbuatan terdakwa  melanggar Pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 Jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan  UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi  Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP," kata JPU.

Menurut JPU, terdakwa sebagai orang yang melakukan  atau turut serta melakukan yang secara melawan hukum  memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang merugikan keuangan negara sebesar Rp24.804.178.121,85.

2. Ditemukan beberapa kejanggalan yang dilakukan terdakwa

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Sukma Shakti)

JPU mengatakan peristiwanya tahun 2010-2012, terdakwa bersama-sama dengan Nurhadi, Account Officer PT Bank Syariah Mandiri Cabang Gajah Mada Medan serta Drs Khaidar Aswan selaku Ketua Koperasi Karyawan Pertamina UPMS-I Medan.

Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri kantor cabang Medan Gajahmada kepada Koperasi Karyawan Pertamina UPMS-1 Medan dilaksanakan tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Berdasarkan laporan pelaksanaan prosedur yang disepakati penghitungan kerugian keuangan negara, ditemukan beberapa kejanggalan yang dilakukan terdakwa.

Antara lain, adanya penggunaan fasilitas kredit yang menyimpang.  Dana seharusnya digunakan uuntuk anggota Kopkar namun digunakan untuk bisnis Kopkar dan pembiayaan ke pegawai outsourcing yang dikelola oleh Kopkar.

Kemudian ditemukan karakter pengurus yang mempunyai niat tidak baik, menggunakan data pegawai palsu dan rekayasa.

Baca Juga: Geruduk Holywings, Massa BM PAN Sumut: Tutup Sekarang juga!

Berita Terkini Lainnya