TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keren! Film Parherek 'Penjaga Monyet' Masuk Nominasi FFI 2021 

Film berkisah tentang keseharian pawang monyet di Simalungun

Film Parherek (Dok.Pribadi/IDN Times)

Medan, IDN Times - Film dokumenter parHEREK merupakan kisah hidup keseharian Datim Manik (29), yang meneruskan cara hidup unik sepeninggalan ayahnya, Umar Manik, sebagai pawang monyet di Hutan Sibaganding, Simalungun, Sumatera Utara, sejak 1980-an.

Bangga, film yang disutradarai oleh Onny Kresnawan dan diproduseri oleh Ria Novida Telaumbanua asal Sumatera Utara berhasil masuk nominasi kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021, yang diumumkan pada malam nominasi Piala Citra, Minggu (10/10/2021). 

Pengumuman dilakukan di Jakarta dan disiarkan secara daring bersama Ketua Bidang Penjurian FFI, Garin Nugroho dan Ketua Komite FFI, Reza Rahadian serta sejumlah Duta FFI.

Baca Juga: BREAKING: PSMS Medan Taklukkan Muba Babel United 2-0

1. Masuk dalam nominasi, Onny mengakui karyanya itu menjadi kebanggaan sekaligus menjadi daya kejut akan kerinduan panjang

Film Parherek (Dok.Pribadi/IDN Times)

Masuk dalam nominasi, Onny mengakui karyanya itu menjadi kebanggaan sekaligus menjadi daya kejut akan kerinduan panjang pada kejayaan perfilman masa silam di Sumatera Utara. 

“Apresiasi tertinggi bagi insan perfilman di Indonesia tersebut cukup membanggakan," ujarnya, di Sekretariatan Asosiasi Dokumentaris Nusantara (ADN) Korda Medan.

Sebab, kata Onny, era tahun 60-an perfilman di Sumut yang sempat berjaya seakan mati suri. Setelah film Turang yang diproduksi oleh PH lokal dan disutradarai Bactiar Siagian meraih penghargaan sebagai Film Terbaik (1960), tak ada lagi keterwakilan film dari Sumut yang berhasil menembus FFI.

2. Tahun 1983 di Medan, berhasil diselenggarakan Festival Film Indonesia

Onny kresna (Instagram.com/@onnykresnawan)

Onny menuturkan, berkat kebersamaan antara insan film, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan, tahun 1983 di Medan berhasil diselenggarakan Festival Film Indonesia (FFI).

"Untuk mendukung FFI, Sumatera Utara memproduksi tiga film bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yaitu Film layar lebar Setulus Hatimu diproduksi Surya Indonesia Medan Film, Film Batas Impian (Sinar Film Medan atau Pemprov Sumut) dan Film Butet (Mandala Film Medan atau Pemprov Sumut)," sebutnya. 

Sederet judul film produksi PH lokal lainnya yang sempat menggeliat berjaya mengangkat nama Sumatera Utara di kancah perfilman nasional masa itu, seperti Kuala Deli, Baja Membara, Piso Surit, Musang Berjanggut, Buaya Deli, Sungai Ular, dan lainnya.

Kala itu, nama Studio Film Sunggal menjadi saksi bagaimana gigihnya insan-insan film di Sumatera Utara memproduksi film kala itu. Studio Film Sunggal tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, namun juga masyarakat pecinta film di Indonesia dan Asia Tenggara, bahkan Studio Sunggal sempat menjadi satu-satunya studio film yang refresentatif di luar Jakarta. 

Baca Juga: Raih Kemenangan Perdana, Modal Bagus PSMS untuk Melawan Semen Padang

Berita Terkini Lainnya