TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Medan, Pengungsi Rohingya Rutin Adakan Homeschooling

Bekal untuk pendidikan di negara tujuan

ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Medan, IDN Times -  Bukan meniti karir, Pengungsi Rohingya datang ke Kota Medan untuk menyelamatkan diri dari berbagai konflik di negaranya. Mereka datang bermaksud menepikan diri untuk menuju negara harapan mereka Amerika Serikat ataupun Australia.

Namun, terlepas dari hal itu, para Pengungsi Rohingya ini tak pernah tertinggal dari proses mengajar dan belajar. Mereka aktif melakukan kegiatan tersebut di Hotel Pelangi Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara.

Sekitar 8 orang pemuda-pemudi terlihat belajar matematika dengan seorang guru lokal bernama Lumondang Silalahi.

Baca Juga: Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang Arab

1. Proses belajar mengajar tersebut dilaksanakan menggunakan pengantar Bahasa Inggris

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Proses kegiatan belajar mengajar tersebut dilaksanakan menggunakan pengantar Bahasa Inggris, hal itu dilakukan Lumondang agar materi yang diajarkan dapat diterima dengan serempak.

"Mereka ini kan, yang Afrika itu seperti Masda dan teman-temannya bisa bahasa Indonesia, sementara Syifa, yang berasal dari Afghanistan gak bisa bahasa Indonesia. Tapi dua kelompok ini bisa bahasa Inggris. Makanya kita pakai bahasa Inggris saja," ujar Lumondang.

2. Lumondang dikontrak IOM mengajar selama dua bulan

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Lumondang dikontrak IOM mengajar selama dua bulan. Ia mengatakan mata pelajaran yang diberikan berbeda setiap harinya. Mulai dari IPA, IPS, Bahasa Indonesia sampai dengan Matematika.

Syifa yang mengungsi sejak tahun 2015 ke Kota Medan ini mengaku banyak kesulitan menggunakan bahasa Indonesia. "Sukanya belajar Science. Fisika Biologi dan Matematika," ujarnya.

3. Lumondang memahami perbedaan kemampuan murid-muridnya

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Syifa mengatakan apa yang diajarkan Lumondang tidak sulit baginya kecuali Bahasa Indonesia. Hal yang berbeda dikatakan oleh Masda, ia lebih senang belajar bahasa Indonesia daripada Science.

Mendengar hal itu Lumondang sontak tertawa. Ia pun memahami perbedaan kemampuan murid-muridnya itu.

Baca Juga: Malam Ini Bakal Ada Gerhana Bulan Parsial

Berita Terkini Lainnya