Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang Arab

Tampak 143 pengungsi muslim berkumpul di pengungsian

Medan, IDN Times -  Sejak 2011, sejumlah pengungsi yang mayoritas beragama Islam menepi ke Kota Medan. Bukan untuk meniti karir, mereka datang menyelamatkan diri dari berbagai konflik di negaranya.

Terkhusus untuk etnis Muslim Rohingya, mereka bahkan ditolak di tanah airnya Myanmar. Di Medan, mereka datang bermaksud menepikan diri untuk menuju negara harapan mereka Amerika Serikat ataupun Australia.

Beberapa waktu lalu, tampak 143 pengungsi muslim berkumpul di pengungsian yang berlokasi di Hotel Pelangi, Padang Bulan, Medan.

1. Rutin melaksanakan makan bersama

Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang ArabIDN Times/Masdalena Napitupulu

Menariknya, meski jauh dari kampung halaman, mereka tetap rutin melaksanakan makan bersama.

"Di sini, kami makan-makanan seperti di rumah. Biasanya teman-teman yang dari Afghanistan dan Afrika makannya Roti Pida dan Kacang Kuda. Kita juga makannya Kacang Kuda," Ujar Husein, salah seorang pengungsi Rohingya.

Kacang kuda, umumnya dikenal dengan nama kacang arab bagi orang Indonesia. "Kacang yang satu ini bisa dibilang seperti nasi bagi para pengungsi yang mereka dapatkan dari membeli di toko-toko rempah-rempah di Kampung Madras," ujarnya.

2. Harga kacang arab tersebut Rp40 ribu- Rp50 ribu per kilonya.

Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang ArabIDN Times/Masdalena Napitupulu

Katanya, harga kacang arab tersebut hanya Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per kilo-nya.

"Ini cara masaknya direndam dulu satu malam, baru siang, pas udah lembut bisa digoreng, dicampur bumbu-bumbu lainnya," jelasnya.

Pengungsi Rohingya yang tiba pada 2011 di usia 24 tahun itu, mengatakan kacang kuda sangat lezat kalau dimakan dengan mie instan. Ditambah dengan cabai ulek, timun dan tomat.

3. Kurang cocok menyantap makanan tradisional Indonesia seperti lontong ataupun nasi lemak

Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang Arabnibble.id

Ia juga menyampaikan, bahwa mereka kurang cocok menyantap makanan tradisional Indonesia seperti lontong ataupun nasi lemak.

Baginya, jika terus belanja untuk makanan seperti itu tak cukup dengan uang saku yang diberikan oleh International Organization and Migration (IOM), sebesar Rp1,25 juta untuk dewasa dan Rp 500ribu untuk anak anak.

"Kalau beli-beli mahal, lebih bagus masak ramai-ramai jadi hemat," ujarnya.

4. Para pengungsi tersebut memiliki karakter yang hampir sama

Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang ArabANTARA FOTO/REUTERS/Damir Sagolj

Menurut Dame Br Simbolon, Pengawas Pengungsi Rohingya mengatakan para pengungsi tersebut memiliki karakter yang hampir sama.

Mereka menyukai makanan khas timur tengah seperti roti dan kacang kuda.

"Itu terus yang mereka olah. Lebaran pun sama makananannya. Gak ada bedanya mau yang Afrika atau Asia. Memang kan kebetulan mungkin karakternya sama," ujar Dame.

5. Namun begitu, ternyata ada kesamaan lainnya para pengungsi dengan tradisi yang ada di Indonesia saat Idul Fitri

Gak Terbiasa Nasi Lemak, Pengungsi Rohingya di Medan Makan Kacang ArabANTARA FOTO/REUTERS/Cathal McNaughton

Namun begitu, ternyata ada kesamaan lainnya para pengungsi dengan tradisi yang ada di Indonesia saat Idul Fitri.

"Biasanya para orangtua memberikan anak-anaknya THR. Mirip seperti muslim di Indonesia. Saya lihat mereka kalau lebaran mereka ngasi uang Rp2 ribu sampai Rp5 ribu. uang-uang kecil lah," cerita Dame.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya