TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peringatan Waisak di Vihara Asoka Medan, Mengenang Para Leluhur

Sudah 2 tahun perayaan tak digelar

Suasana peringatan Waisak di Vihara Asoka Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Hari Waisak 2566 BE di tahun 2022 merupakan Hari Raya Trisuci Waisak bagi umat Budha. Peringatan Waisak ini biasanya dirayakan dengan khidmat di vihara. Seperti salah satunya Kota Medan di Vihara Asoka Kota Medan yang berada di jalan Monginsidi 1 no.25 Medan.

Berbagai rangkaian acara ini berjalan dengan lancar dengan tema "Cintailah sesama karena kita semua bersaudara", Rabu (1/6/2022) malam hari. Salah satu rangkaian acara tersebut yakni pemberian penghargaan kepada 17 pendiri Vihara Asoka yang berkorban memberikan dana material atau non material. Hal ini sebagai bentuk memperingati jasa para leluhur bagi umat Budha kaum etnis India Tamil.

Baca Juga: Walubi Sumut Rayakan Tri Suci Waisak di Vihara Kwan Im

1. Meski sudah berlalu peringatan hari waisak acara tetap berjalan dengan lancar

Wassen selaku Ketua Panita hari Waisak di Vihara Asoka Medan (IDN Times/Indah Permata Sari

Wassen sebagai Ketua Panita acara waisak dan juga Wakil Ketua Yayasan Vihara Asoka Kota Medan mengatakan, meski sudah berlalu peringatan hari Waisak acara tetap berjalan dengan lancar.

Hal ini dikarenakan pada saat hari H pada 16 Mei 2022 lebih fokus ke acara ritual pagi hari dengan melakukan kebaktian, serta di siang hari adalah peringatan momen detik-detik Waisak.

"Menurut ajaran Budha itu detik-detik Waisak adalah titik di mana bulan bumi berada di satu titik. Nah, di situ diberikan berkah dan berkatnya ke dunia alam semesta. Jadi di situ kita mengalami meditasi sampai 10 menit. Setelah kegiatan itu kita ada memberikan khutbah terhadap ajaran-ajaran Budha," ujarnya.

2. Ada 3 peristiwa penting bagi umat Budha dalam perayaan waisak

Suasana peringatan Waisak di Vihara Asoka Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menurutnya, ini momentum yang sangat penting bagi umat Budha untuk diingat ada tiga peristiwa. Yaitu kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan Wafatnya sang Buddha Gautama.

"Peristiwa ini menjadi perenungan kita. Bahwa seorang manusia yang sadar akan kehidupan dan memberikan ajarannya agar kita jangan terbelenggu oleh dunia ini, karena beliau mengatakan bahwa kehidupan di dunia ini sementara atau semu (semua akan berakhir)," jelas Wassen.

Perayaan Waisak yang digelar oleh etnis Tamil ini menjadi perayaan semua umat Budha.  "Tadi sore pukul 5 WIB. Kita juga melakukan ritual kebaktian dan meditasi mengundang anggota Bikhu datang dan memberikan Khutbah supaya kita mengingat dan kita menjalankan kehidupan kita lebih baik di dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Jadi kita harus mengetahui juga hidup menjadi warga negara yang baik menjadi pedoman kehidupan kita," tuturnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Siu San Keng, Vihara Tertua di Kota Medan

Berita Terkini Lainnya