TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Babi Mati Diduga Terjangkit Virus Kolera, Peternak di Simalungun Resah

Harga babi di pasaran juga anjlok

Pihak Pemkab Simalungun memantau adanya ternak babi yang mati (IDN Times/Patiar Manurung)

Simalungun, IDN Times - Satu ekor babi yang mati di Nagori Dolok Marlawan, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun memicu keresahan di tengah masyarakat. Pasalnya, pada tubuh babi tersebut diduga memiliki tanda terkena virus Hog Cholera (kolera babi).

Warga kini mengeluh karena virus kolera itu membuat harga babi tidak ada, sangat sulit untuk dipasarkan.

Baca Juga: Tepis Virus dari Babi, Ikan yang Dijual di Pasar Aman untuk Dikonsumsi

1. Pemkab bentuk tim dan posko penanganan

Pihak Pemkab Simalungun memantau adanya ternak babi yang mati (IDN Times/Patiar Manurung)

Menindaklanjuti informasi tersebut, Bupati Pemerintah Kabupaten  (Pemkab) Simalungun JR Saragih melalui Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Peternakan bersama Dinas Kesehatan, polisi dan Camat Siantar menggelar rapat sekaligus sosialisasi kepada masyarakat. Pada rapat itu dibahas adanya babi mati, Kamis 28 November dan ditanyakan juga apakah masih ada temuan lain.

Kepala Ketahanan Pangan Perikanan dan Peternakan, Pardomuan Sijabat mengatakan pihaknya akan membuat posko dan membentuk tim yang terdiri dari TNI, polisi, Dinkes dan pihak mereka. Ia berharap warga memberi informasi kepada Pemkab Simalungun sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan.

Kabid Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan, Posman Tobing mengatakan bahwa babi yang mati milik warga masih diduga kena virus. Namun pada ciri-cirinya, babi yang terkena virus ditandai dengan menurunya selera makan, demam tinggi, kejang dan pada permukaan kulit serta organ bagian dalam pada babi. 

Menurut Posman Tobing, sejauh ini belum ada obat untuk menyembuhkan babi dari virus kolera. Langkah yang bisa diambil hanya pencegahan agar tidak menular. Pertama, membersihkan kandang dengan teratur menggunakan air bersih dan disarankan air panas, ditambah dengan menyemprot deisfektan. Pihaknya juga menyarankan kepada peternakan agar tidak memberi makan babi dari sisa makanan pesta maupun dari rumah makan.

2. Disarankan sisa makanan pesta dan rumah makan tidak diberikan

Pihak Pemkab Simalungun memantau adanya ternak babi yang mati (IDN Times/Patiar Manurung)

Posman Tobing mengatakan, makanan sisa pesta dan rumah makan lebih rentan membawa virus walau makanan tersebut dimasak. Sebagai gantinya, makanan babi hendaknya berupa dedak, ampas maupun singkok. Sedangkan babi yang mati harus dikubur, bukan dibuang ke sungai atau aliran air karena hal ini dipastikan berperan menyebarkan virus.

Pada kesempatan ini, Posman Tobing mengakui bahwa dari Kabupaten Simalungun sudah ada dilaporkan sekitar 33 ekor babi mati diduga karena virus kolera. Sedangkan dari informasi yang mereka himpun, daerah yang diduga terserang virus ada di daerah Kecamatan Raya dan Panei.

Baca Juga: 10.298 Babi Mati karena Kolera di Sumut, Paling Tinggi di Deli Serdang

Berita Terkini Lainnya