Dampak Ajaran Baru, Penjualan Buku Bekas Meningkat 70 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Para pedagang buku bekas yang berada di Jalan Hitam, Prof HM Yamin tampak sibuk berlalu lalang. Mereka keluar masuk kios-kios yang dicat selaras warna biru itu, sembari melayani para pengunjung yang mencari beragam jenis buku.
Buku bekas memang banyak dicari memasuki tahun ajaran baru. Dengan harga yang lebih terjangkau, buku bekas menjadi pilihan untuk para pelajar jika tidak ingin merogoh kocek lebih besar untuk buku baru.
1. Dampak ajaran baru penjualan buku bekas meningkat
Seorang pedagang buku bekas Febri mengakui sangat berdampak dengan penjualanan yang meningkat sejak tahun ajaran baru 2023/2024 mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
"Biasa mereka cari buku sekolah untuk pelajaran mereka, paling banyak mereka cari buku bekas,” ucapnya.
Baca Juga: Jelang Masuk Sekolah, Pedagang Buku Tulis Musiman Marak di Medan
2. Peningkatan dagang buku bekas 70 persen dibanding tahun sebelumnya
Menurutnya, buku yang sering dicari oleh para pembeli adalah buku yang berbasis kurikulum dengan macam-macam mata pelajaran seperti matematika dan bahasa Indonesia.
Ia mengakui ada sekitar 70 persen peningkatan dalam berdagang buku bekas untuk pelajaran sekolah anak. Hal ini jika dibandingkan tahun sebelumnya, mengingat masih belajar daring.
Buku-buku yang dijual yakni buku sekolah hingga komik, dengan harga mulai dari Rp30ribu hingga ratusan.
3. Omzet bisa mencapai Rp1 juta perhari
Dalam sehari, Febri mengatakan omzet penjulanan buku bekas bisa sampai mencapai Rp1 juta perhari. “Kalau sekarang lagi musim buku bisa mencapai Rp1 juta satu hari,” ucapnya.
Sementara itu, Sri selaku pembeli buku bekas mengakui bahwa ia dapat keuntungan tanpa harus membeli buku baru. "Iya kan lumayan juga biar irit kalau beli buku bekas," pungkasnya.
Baca Juga: Jemaah Haji Sumut yang Wafat Bertambah Lagi Jadi 36 Orang