Al Washliyah Medan: Ulama Perlu Kawal Fardu Kifayah Pasien COVID-19
MUI harus tegaskan lagi meninggal karena COVID-19 itu syahid
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Belakangan beredar kabar soal prosedur pemakaman jenazah pasien suspek COVID-19 yang viral karena masih memakai daster. Video ini viral di masyarakat dan rumah sakit dianggap tidak menjalankan fardu kifayah dengan baik. Selain itu juga masih ada penolakan dari masyarakat untuk pemakaman pasien COVID-19 karena dianggap bisa menularkan.
Ketua Majelis Amal Sosial Al Washliyah Medan, Dokter Hanip Fahri mengatakan hal itu tidak harus jadi perdebatan lagi. Apalagi yang meninggal karena COVID-19 itu disebutkan mati syahid karena mati dalam wabah.
"Kan sudah jelas disebutkan ada fatwanya kalau yang meninggal itu mati syahid. Jadi jika penguburan atau proses fardu kifayahnya gak sempurna, jangan diutak-atik lagi. Tidak perlu diributkan lagi soal pakaiannya dan lainnya. Mungkin saja pihak rumah sakit gak paham, apalagi jika bukan rumah sakit Islam," kata dr Hanip.
Baca Juga: Al Washliyah Medan: Diimbau Berjemaah di Rumah, Sunnah Dilawan Sunnah
1. Perlu peran ulama menegaskan status pasien COVID-19 di masyarakat
dr Hanip mengatakan, memang pemahaman ke masyarakat belum seluruhnya bisa dijangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Maka perlu peran ulama.
"Dibutuhkan MUI ini menegaskan kembali jika yang meninggal ini mati syahid. Jadi perlu ulama yang ngomong biar masyarakat lebih percaya. Tinggal ulama memperkuat ke masyarakat lewat masjid-masjid. Kalau perlu ormas-ormas Islam memback-up dinas kesehatan dan menyurati ustaz-ustaz," kata Hanip.
Baca Juga: Angka COVID-19 Sumut Memprihatinkan, Tenaga Medis Terus Berjatuhan