TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

LPPM UNIMED Kembangkan Ekowisata Mangrove di Langkat

Melestarikan alam dan menambah penghasilan masyarakat

Rombongan LPPM UNIMED yang memberikan pelatihan guna mengembangkan ekowisata mangrove di Kabupaten Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Langkat, IDN Times - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Medan (UNIMED), hadir dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat pesisir pantai Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kali ini kegiatan pengabdian lebih pada pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengembangan ekowisata Mangrove.

"Kegiatan ini akan terus berlanjut demi kemajuan pemuda-pemudi. Sehingga dapat berperan aktif dan pro aktif demi kemajuan ekowisata mangrove di desa ini," kata ketua tim LPPM Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Sabtu (4/6/2022) kemarin.

Baca Juga: Tarif Wisata Lengkap di Taman Eden 100, Ada Air Terjunnya

1. Hutan mangrove sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup

Salah satu pemateri yang memberikan pembekalan kepada masyarakat kembangkan ekowisata Mangrove di Kabupaten Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Selain materi yang disampaikan secara bergantian oleh para narasumber, dijelaskan dia, para peserta juga mengikuti praktik disejumlah titik tujuan wisata. Adapun materi yang disampaikan yakni bagaimana memberikan pengetahuan tentang lokasi titik wisata yang bagus untuk dikunjungi.

"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan hutan-hutan mangrove yang telah terbentuk dapat terjaga dengan baik. Sehingga ekosistem dan biota laut terus berkembang serta mencegah terjadinya abrasi, mencegah erosi, juga mencegah intrusi air laut," harap dia.

2. Calon guide diajarkan memberikan pertolongan korban kecelakaan laut

Salah satu pemateri yang memberikan pembekalan kepada masyarakat kembangkan ekowisata Mangrove di Kabupaten Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc, yang juga menjadi pemateri mengakui, kegiatan dilakukan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh desa yang dimaksud. Karena selain para nelayan penghasilnya hanya bergantung kepada hasil laut. Sehingga dibutuhkan pengetahui untuk mencari penghasilan lain. Dengan mengembangkan wisata dimulai dari tapak kuda lama.

"Di sini, kita bisa melakukan pengamatan burung migran, kemudian masuk jaring halus kecil untuk menjelaskan jenis-jenis mangrove, fungsi, ciri khas dan manfaat mangrove itu sendiri. Disini kita juga bisa melihat lumba-lumba. Makan di cafe dan sosialisasi kuliner yang menarik dan khas seperti seafood,"

"Ini penting, karena juga bermanfaat untuk antisipasi kecelakaan perahu. Kita melatih teknik penyelamatan para calon guide agar bisa melakukan pertolongan kepada korban. Kemudian untuk memiliki ciri khas setempat perahu akan dihias sedemikian rupa tanpa mengabaikan kearifan lokal desa ini, sehingga menarik perhatian calon wisatawan," kata dia.

Baca Juga: Melirik Inovasi Wibi Nugraha, Ciptakan Kopi Berbahan Dasar Mangrove

Berita Terkini Lainnya