TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Ritual Maranggir, Budaya Masyarakat di Bah Damanik

Bah Damanik konon jadi tempat permandian keluarga Raja

Ilustrasi Maranggir (IDN Times/Gideon Aritonang)

Simalungun, IDN Times. Setiap tahun ratusan masyarakat Huta Lama, Kelurahan Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik menggelar ritual Maranggir di objek wisata Bah Damanik.

Ritual dengan membersihkan diri dengan jerut purut itu biasanya dilakukan etnis Simalungun bertujuan menyucikan, menolak bala dan sebagai ucapan syukur kepada leluhur. 

Selain Maranggir, masyarakat Huta Lama juga menggelar budaya manortor di sekitaran permandian Bah Damanik. Yuk simak beberapa fakta seputar Maranggir:

1. Maranggir dilaksanakan untuk meluruskan penyimpangan di permandian Bah Damanik

Prosesi minum air jeruk purut di permandian Bah Damanik (IDN Times/Gideon Aritonang)

Sejak dialihkan menjadi tempat wisata, ritual Maranggir sudah jarang dilakukan masyarakat setempat. Selain melestarikan budaya, kegiatan itu juga untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang ada di tempat tersebut. 

"Yang jelas kegiatan ini digelar atas persetujuan masyarakat huta lama, dan untuk meluruskan sejarah, kemudian budaya yang memang ada di pemandian ini, dan kegiatan Maranggir diharapkan bisa dilaksanakan untuk seterusnya," kata Ketua Panitia Roy Sidabalok.  

2. Dilakukan sebelum pesta budaya Rondang Bintang

Pemberian dayok nabinatur dan nitak kepada undangan, tokoh pemuda, budaya dan pemerintah setempat (IDN Times/Gideon Aritonang)

Mengingat sudah semakin menipisnya pelestarian budaya peninggalan Raja Damanik, tokoh pemuda dan masyarakat setempat ingin kembali menghidupkan ritual-ritual tersebut. 

Di masa-masa lalu, Maranggir dilaksanakan sebelum pesta budaya Rondang Bintang, atau pesta panen raya.

"Maranggir sebenarnya sudah dicatatkan di kalender pesta budaya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara," ucap tohoh adat Rosul Damanik.  

Berita Terkini Lainnya