TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prodi Magister Kehutanan USU Tawarkan Bambu untuk Jadi Komoditi Bisnis

Bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial 

Instagram.com/iinfafika

MEDAN, IDN Times - Bambu termasuk jenis tanaman yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas khususnya di perdesaan. Selama ini bambu ditanam oleh masyarakat di pinggir kawasan pemukiman untuk batas perkampungan atau desa.

Pada umumnya, bambu tersebut dikelola secara alami. Pemanfaatannya pun masih dilakukan secara sederhana oleh masyarakat untuk pembuatan barang kebutuhan sehari-hari seperti tangga dan dinding rumah.

Padahal bila ditelisik lebih dalam, bambu memiliki potensi ekonomi dan sekaligus potensi ekologi dan sosial cukup besar yang banyak pihak belum memberikan perhatian besar untuk mengelolanya secara apik dan profesional.

Baca Juga: Resep Membuat Mi Lendir, Kuliner Khas Melayu Riau yang Lamak Nian

1. Bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang cukup besar

giftmyemotions.com | rosesandsweets.com

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai unit manajemen kawasan hutan di tingkat tapak nampaknya perlu menjadikan bambu sebagai salah satu komoditi bisnisnya untuk mendukung pengelolaan kawasan hutan secara lestari, baik pada aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.

Hal inilah yang ditawarkan oleh Program Studi Magister Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) pada acara Forestry Webinar Services (FWS) 01, Sabtu (27/6) dengan tema Pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Multibisnis Kehutanan di Era New Normal Pasca COVID-19.

Lebih lanjut, Desi Ekawati selaku pakar bambu dari Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI yang menjadi narasumber di dalam FWS 01 tersebut menjelaskan bahwa bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang cukup besar.

2. Bambu sudah lama dipergunakan oleh masyarakat untuk bahan bangunan rumah tempat tinggalnya

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Desi Ekawati mengatakan bambu mampu menyerap karbon dioksida sebesar 50 ton/ha/tahun dan rumpun bambu mampu menyimpan air sebanyak 5.000 liter.

Semua bagian dari tanaman bambu dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai bentuk barang yang bernilai ekonomi.

Akar dan pelepahnya bisa dijadikan kerajinan, rebungnya untuk sayuran, pangkalnya untuk arang, batang tengah bagian bawah untuk rekaya bambu dan furniture laminasi juga untuk lantai dan dinding, batang tengah bagian atas untuk tirai, anyaman dan kerajinan, batang bagian atas untuk ajir tanaman, rantingnya untuk sapu dan serat pakaian, dan daunnya kompos, pakan dan pewarna.

"Secara sosial, bambu sudah lama dipergunakan oleh masyarakat untuk bahan bangunan rumah tempat tinggalnya. Selain itu, tanaman bambu sudah lama dijadikan sebagai tanaman pembatas antar kampung pemukiman warga desa. Dengan demikian tidak berlebihan jika dinyatakan bambu dapat menjadi kunci dalam restorasi lahan dan restorasi ekonomi di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Di Balik Keindahannya, Ini 4 Makna Bunga Dandelion yang Menyentuh Hati

Berita Terkini Lainnya