Prodi Magister Kehutanan USU Tawarkan Bambu untuk Jadi Komoditi Bisnis
Bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
MEDAN, IDN Times - Bambu termasuk jenis tanaman yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas khususnya di perdesaan. Selama ini bambu ditanam oleh masyarakat di pinggir kawasan pemukiman untuk batas perkampungan atau desa.
Pada umumnya, bambu tersebut dikelola secara alami. Pemanfaatannya pun masih dilakukan secara sederhana oleh masyarakat untuk pembuatan barang kebutuhan sehari-hari seperti tangga dan dinding rumah.
Padahal bila ditelisik lebih dalam, bambu memiliki potensi ekonomi dan sekaligus potensi ekologi dan sosial cukup besar yang banyak pihak belum memberikan perhatian besar untuk mengelolanya secara apik dan profesional.
Baca Juga: Resep Membuat Mi Lendir, Kuliner Khas Melayu Riau yang Lamak Nian
1. Bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang cukup besar
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai unit manajemen kawasan hutan di tingkat tapak nampaknya perlu menjadikan bambu sebagai salah satu komoditi bisnisnya untuk mendukung pengelolaan kawasan hutan secara lestari, baik pada aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.
Hal inilah yang ditawarkan oleh Program Studi Magister Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) pada acara Forestry Webinar Services (FWS) 01, Sabtu (27/6) dengan tema Pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Multibisnis Kehutanan di Era New Normal Pasca COVID-19.
Lebih lanjut, Desi Ekawati selaku pakar bambu dari Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI yang menjadi narasumber di dalam FWS 01 tersebut menjelaskan bahwa bambu memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang cukup besar.
Baca Juga: Di Balik Keindahannya, Ini 4 Makna Bunga Dandelion yang Menyentuh Hati