TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meninggal di Danau Toba, Putri Pernah Tulis tentang Kematian di Sosmed

Sekolah bantah kurang pengawasan atas kematian siswinya

Dok. IDN Times/IStimewa

Pematangsiantar, IDN Times - Jenazah Putri Margretty Sinambela, siswi kelas XI SMA N 1 Pematangsiantar yang sempat hilang saat mengikuti perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu di Perairan Ajibata, Kabupaten Tobasa ditemukan di dasar danau, Minggu (22/9) sekira Pukul 09.46 WIB. Lokasinya berjarak sekitar 100 meter dari perkemahan, berkedalaman 20 meter.

Putri tanpa nyawa pun diberangkatkan dari RSUD Parapat. Jenazah Putri didampingi ibunya tiba di rumah duka, Jalan Mangga, Kecamatan Siantar Marihat pada Minggu sore.

Isak tangis menggemuruh di rumah duka. Puluhan pelayat, teman sekolah serta ibu Putri teriak histeris melihat anak satu-satunya itu hanya bisa terbujur kaku di peti jenazah.

Informasi dari rumah duka, Putri merupakan anak satu-satunya yang ditinggal pergi ayahnya. Saat masih berada di kandungan, ayah Putri pergi tanpa kabar.

"Sejak itu dia dibesarkan ibu. Mereka tinggal di rumah nenek dari ibunya. Neneknya itu sudah meninggal," kata seorang tetangga.

Mei 2019 pun pernah menulis "Bukan bagaimana cara kita mati, tapi bagaimana cara kita menghabiskan hidup," di akun media sosialnya.

Baca Juga: Ikut Kegiatan OSIS, Putri Margaret Tewas Tenggelam di Danau Toba

1. Sekolah bantah kurang pengawasan atas kematian siswinya

IDN Times/Gideon Aritonang

Turut terlihat juga di rumah duka, Wakil Kepala Sekolah SMA N 1 Pematangsiantar, Albiner Panjaitan. Ketika ditanyai wartawan, Albiner mengaku belum mengetahui kronologis kejadian.

"Kebetulan hanya saya yang tidak ikut. Guru-guru pendamping dan kepala sekolah masih di sana. Saya hanya dapat kabar kalau salah satu siswa kami meninggal dunia," kata Albiner.

Albiner membantah jika kematian Putri saat mengikuti kegiatan sekolah dikarenakan kurang pengawasan guru pendamping.

"Sebenarnya bukan kurang pengawasan. Memang kita kalau berpikir secara logika, hanya nahas aja, menurut pemikiran kami," jelasnya.

Perkemahan Jumat Sabtu Minggu merupakan kegiatan tiap tahunnya di SMA N 1 Pematangsiantar. Sebelum diberangkatkan, pihak sekolah telah meminta izin kepada tiap orangtua siswa.

"Dan semua itu tidak ada yang datang tanpa persetujuan orangtuan. Karena kami sudah membuat surat edaran ke orangtua, ditanda tangani, dikasih ke sekolah," terangnya.

2. Perjusami diikuti sekitar 400 siswa dari 13 organisasi

Dok. IDN Times/IStimewa

Berjalan di tahun ke-4, lokasi Perjusami, kata Albiner, berada di lokasi yang sama yaitu perairan sekitar Hotel Jordan, Ajibata. Sekitar 400 siswa yang terbagi dalam 13 organisasi turut andil dalam kegiatan tersebut.

"Setiap organisasi didampingi seorang pembina ditambah simpatisan sebanyak 10 orang. Kemudian kepala sekolah dan wakil-wakilnya,"jelasnya.

Putri Sinambela termaksud dalam organisasi Karya Ilmiah Remaja. Organisasi itu terdiri dari pelajar-pelajar pintar dalam bidang akademik di SMA N 1 Pematangsiantar.

"Kalau Putri ini masuk di karya ilmiah, anaknya pintar, selalu masuk 10 besar. Memang organisasi diperuntukkan bagi siswa yang pintar," terangnya.

Baca Juga: [BREAKING] Awalnya Kejang-kejang, Pendaki Gunung Sibayak Meninggal

Berita Terkini Lainnya