Teror Bangkai Burung Kepada Delima Silalahi, JAMSU: Usut Tuntas

Medan, IDN Times – Teror bangkai burung terhadap aktivis Delima Silalahi membuat Jaringan Advokasi Masyarakat Sipil Sumatera Utara (JAMSU) meradang. JAMSU mengecam tindakan teror tersebut.
Selama ini Delima dikenal sebagai perempuan yang vokal menyuarakan perjuangan masyarakat adat. Terkhusus konflik antara masyarakat adat di Tanah Toba melawan PT Toba Pulp Lestari (TPL).
1. Teror merupakan bentuk pembungkaman terhadap gerakan rakyat

Teror yang ditujukan kepada aktivis perempuan dan juga pejuang lingkungan ini adalah salah satu bentuk pembungkaman bukan hanya karena profesinya akan tetapi juga karena gendernya.
"Ini merupakan bentuk teror terhadap aktivis perempuan pejuang lingkungan merupakan kekerasan berbasis gender oleh karenanya negara harus hadir memastikan perlindungan kepada pejuang lingkungan. Oleh karenanya tindakan teror ini harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian secara tuntas dan transparan." ujar Juniaty Aritonang, Sekretaris Eksekutif BAKUMSU.
2. Teror tidak akan menyurutkan gerakan masyarakat

Sebelumnya beberapa orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat-Buruh Bersatu melakukan aksi untuk mendukung operasional PT TPL, pada 26 Mei 2025, Salah satu satu tuntutannya adalah untuk menangkap Delima Silalahi, Roganda Simanjuntak dan Rocky Pasaribu. JAMSU melihat ini bukan hanya kerjaan orang iseng tapi sangat berkaitan erat dengan kerja-kerja Delima
"'Tidak boleh ada teror dan ancaman bagi pejuang rakyat, jika itu terjadi masyarakat akan bergerak mendukung pencari keadilan. Buat teman-teman KSPPM yang sedang berjuang membela rakyat, tetaplah semangat dan maju terus pantang mundur untuk menyuarakan tutupTPL" ujar Rusdiana Adi, Direktur BITRA Indonesia.
Isu #tutuptpl kembali berkumandang setelah Ephorus HKBP menyuarakan keberpihakannya kepada masyarakat dengan tegas di media sosialnya dan media massa. Hal ini menghidupkan kembali semangat para pejuang lingkungan dan masyarakat sekitaran Danau Toba untuk terus menyuarakan isu ini. Pada 27 Mei 2025, masyarakat, mahasiswa dan pejuang lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL mengadakan aksi seruan TutupTPL di kota Tarutung, Tapanuli Utara.
3. Delima dikirimi bangkai burung di rumahnya

Delima Silalahi, aktivis dari Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), mendapatkan teror berupa bangkai burung. Teror itu baru diketahuinya pada Jumat (30/5/2025).
Bangkai burung itu dikemas layaknya paket. Dikemas ke dalam kardus dan kantongan plastik. Bungkusan itu pertama kali diketahui oleh Asisten Rumah Tangga (ART) yang bekerja di rumahnya di kawasan Kecamatan Siborong-borong, sekitar pukul 08.15 WIB.
“Saat bersih-bersih, tiba-tiba dia lihat ada paket dibungkus plastik oranye,” kata Delima kepada IDN Times, Jumat petang.
Bangkai burung yang dikirim peneror dalam keadaan berdarah-darah. Kondisi darahnya juga sudah mengering.