Siswa Dihukum Duduk di Lantai, Orangtua Sempat Ingin Jual HP Bayar SPP

Medan, IDN Times – Satu sekolah swasta di Kota Medan membuat hukuman yang tidak masuk diakal. Seorang siswa harus dihukum belajar di lantai.
Bukan karena berbuat kesalahan. Hukuman itu harus diterima Mail (bukan nama sebenarnya) karena orangtuanya belum membayar uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Dia harus menunggak karena kondisi keuangan keluarga yang kurang baik.
1. Orangtua sempat minta dispensasi

Video Mail sedang belajar di lantai viral di lini masa media sosial. Ibunya sendiri, Lia yang merekam kondisi anaknya.
Dalam video itu, Mail duduk di lantai tepat di depan papan tulis. Dia menulis tanpa meja. Bukunya harus diletak di lantai. Sambil terbungkuk, Mail menulis. Teman-temannya hanya melihatnya saja.
Mail diketahui sekolah di SD Swasta Abdi Sukma, Jalan STM, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Lia menceritakan kejadian pilu yang dialami anaknya.
“Sebelum Natal itu ujian, di situ saya memang belum bayar uang sekolah abang dan adiknya masing-masing tiga bulan. Saya sempat minta dispensasi kepada kepala sekolah agar anak bisa ikut ujian. Alhamdulillah dikasih ujian,” katanya, Jumat (10/1/2025).
2. Pihak sekolah sempat mengirim pesan bahwa siswa yang belum bayar SPP tidak boleh mengikuti pelajaran

Sebelumnya, Lia juga belum mengambil rapor Mail. Lantaran dia sedang sakit.
Kemudian, Lia menjelaskan wali kelas Mail berinisial H mengirim pesan ke grup WhatsApp para orang tua siswa. Pesan itu menyebutkan para pelajar yang belum membayar uang SPP, uang buku, tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.
Selanjutnya, Lia mengirimkan pesan suara ke H dengan maksud memberikan dispensasi kepada Mail agar bisa mengikuti pelajaran. Pada 6 Januari 2025, para siswa di SD Swasta Abdi Sukma kembali masuk sekolah. Namun, H kembali mengirim pesan imbauan serupa lewat grup WhatsApp.
“Akhirnya saya kirim voice note secara pribadi. Saya berkata izin belum bisa datang hari ini mungkin besok,” ucapnya.
Karena Mail masih menunggak uang bulanan, guru kelasnya melarang dirinya mengikuti pelajaran. Namun Mail tetap datang ke sekolah. Dia terpaksa harus duduk di lantai.
“Sampai hari Rabu 8 Januari 2025, saya bilang ke Mail untuk datang ke sekolah. Saya bilang mau coba jual handphone untuk bayar SPP dan uang buku. Terus anak saya bilang kalau dia malu. Malu karena didudukkan di lantai,” jelas Lia.
Mail yang melihat anaknya duduk di atas lantai tak kuasa menahan tangis. Dia pun merekam kondisi miris anaknya itu. “Tega sekali gurunya,” kata Lia.
3. Pihak sekolah belum memberikan klarifikasi
Lia sempat beradu argumen dengan guru yang menghukum anaknya. Mereka kemudian dibawa ke kantor kepala sekolah.
“Saya bertanya apakah kepala sekolah tahu masalah ini? Kepala sekolah bilang enggak tahu kalau anak saya dihukum sampai duduk di lantai. Peraturan itu juga kepala sekolah tidak tahu,” kata Lia.
Sementara itu, belum ada klarifikasi resmi dari pihak sekolah. Kepala Sekolah Swasta Abdi yang dikonfirmasi belum menjawab pertanyaan dari IDN Times.
“Besok saja yah ke sekolah,” ujar Kepsek SD Swasta Abdi Sukma Juli melalui pesan singkat, Jumat malam.