SAR Medan Berduka, 2 Rescuer Gugur dalam Misi Pencarian di Karo

Medan, IDN Times - Duka menyelimuti tim pencarian dan pertolongan Kota Medan. Dua personel mereka yang sempat hilang akhirnya ditemukan, Rabu (23/10/2024).
Adalah Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38). Keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah sempat hilang dalam misi pencarian korban kecelakaan di Sungai Lau Biang, Desa Ujung Deleng, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo.
"Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya dua anggota kami. Mereka adalah pahlawan. Mereka gugur secara sahid saat menjalankan tugas mulia. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Mustari, Kepala Kantor SAR Medan dalam keterangan tertulis, Kamis (24/10/2024).
1. Ratusan personel SAR dan relawan diterjunkan untuk pencarian
Kedua personel SAR yang hilang ditemukan pada hari ke delapan pencarian. Ratusan orang dalam operasi SAR gabungan diterjunkan untuk melakukan pencarian.
Mereka dibagi ke dalam lima regu. Tim pertama melaksanakan penyisiran dengan cara menuruni tebing menuju ke permukaan sungai. Tim juga menelusuri koordinat yang dicurigai telah ditentukan melalui visualisasi drone.
Tim kedua melakukan pencarian dengan drone berteknologi pendeteksi suhu panas. Tim kediga kemudian melaksanakan penyisiran menggunakan perahu Landing Craft Rubber Boat (perahu LCR) dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh menuju hulu sungai sejauh 2 kilometer. Sementara Tim 4 standby di posko, sebagai tim mobile dan menunggu apabila ada permintaan personel dari lapangan.
Tim pencarian mengalami kendala. Mereka harus menghadapi medan yang terjal dengan variasi kemiringan antara 75 – 90 derajat.
“Selain itu, arus sungai sangat deras dan banyak sampah di area penyempitan tebing sungai. Sementara pencarian menggunakan drone termal terhalang pepohonan yang rimbun dan kencangnya angin di atas sungai,” kata Mustari.
Berdasarkan analisis dan evaluasi tim SAR, maka pencarian hari ke delapan tersebut difokuskan di bendungan WEP. Tim SAR berencana membuka bendungan tersebut untuk mengurangi debit air dan mengurai sampah yang ada di permukaan.
Sesuai rencana, pada pukul 07.00 WIB, bendungan PT WEP dibuka. Pukul 08.45 WIB seluruh tim bergerak sesuai rencana operasi. Sekitar satu jam kemudian, tim drone menginfokan bahwa debit air telah turun. SRU 1 kemudian turun dan mengurai tumpukan sampah yang sebelumnya dicurigai terdapat korban. Hingga pukul 15.00 WIB, hasilnya nihil.
2. Tengku Rahmatsyah, korban pertama yang ditemukan
Pada pukul 16.00 WIB, tim drone melihat tumpukan sampah telah bergeser kencang ke hilir. Dari situlah, tim ini melihat tanda-tanda keberadaan korban.
Tim yang ada di lapangan kemudian mengecek lokasi. Ternyata benar, mereka menemukan Tengku Rahmatsyah Putra. Nahas, dia ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Berselang 35 menit, tim menemukan jenazah Dodi.
“kedua korban dievakuasi ke posko selanjutnya dibawa ke RSUD Karo di Kabanjahe untuk dimandikan. Kedua rescuer tersebut kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan,” katanya.
3. Bermula saat perahu tim SAR terbalik
Hilangnya dua personel Tim SAR Medan ini bermula ketika mereka mendapat laporan soal orang hanyut di Sungai Solok dari BPBD Kabupaten Karo, Selasa (15/10/2024) petang. Korban yang hilang bernama Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo.
Korban sebelumnya pamit dari rumah dan pergi memancing pada Senin (14/10/2024). Namun dia tidak kunjung pulang. Keluarga korban dan masyarakat mencoba melakukan pencarian. Namun hasilnya nihil. Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke Kantor SAR Medan.
Tim SAR Medan kemudian bergerak. Ada enam personel yang berangkat; Tengku Rahmatsyah Putra, Dodi Prananta, Robi Daniel, Rocky Manik, dan Hermanto, serta Jery Novanda (33), potensi SAR dari Saka SAR.
Mereka tiba pada malam hari di lokasi. Mereka kemudian menyusun rencana operasi untuk esok harinya, Rabu (16/10/2024). Mereka kemudian membagi pencarian ke dalam dua tim.
Tim pertama kemudian menyusuri sungai. Saat itu arus sungai cukup deras. Sekitar 4 kilometer, kondisi sungai yang lebar itu mulai menyempit sehingga aliran sungai semakin deras. Sementara tepi kanan kiri sungai adalah tebing menjulang dengan ketinggian bervariasi, bahkan hingga mencapai 100 meteran.
Ketika proses pencarian memasuki ceruk sungai yang menyempit dengan arus yang sangat deras itu, terdapat sebuah kayu besar melintang di jeram.
“Rafting menabrak kayu tersebut. Rafting tak terkendali dan akhirnya terbalik. Akibatnya, keenam penumpang rafting terlempar dan hanyut terbawa arus sungai. Tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali bertahan hidup di arus sungai yang ekstrem itu. Mereka survival, menerapkan teknik dasar bertahan hidup di permukaan air. Mereka mengapung, mengikuti arus, sembari menghindari tubrukan dengan benda-benda sungai seperti batu, tebing di kanan dan kiri sungai, serta sampah hutan berupa kayu-kayuan. Radio komunikasi yang mereka bawa juga terlempar dan hilang sehingga mereka tidak bisa meminta pertolongan teman-temannya di posko,” kata Mustari.
Sekitar pukul 17.00 WIB, salah satu rescuer yang hanyut, Robbi Daniel, berhasil menyelamatkan diri dan mendapatkan pertolongan dari warga di sekitar Sungai Solok, tepatnya di Desa Ujung Deleng, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo. Robbi, selanjutnya dievakuasi ke Desa Limang, Kecamatan Tigabinanga. Tidak jauh dari lokasi Robbi, 2 personel dari Potensi SAR, masing-masing Rico Barus dan Oscar Sebayang, juga berhasil menyelamatkan diri dan mendapat pertolongan dari masyarakat setempat.
Informasi itu kemudian menyebar. Ratusan personel SAR lainnya diterjunkan ke lokasi. Sehari kemudian, Kamis (17/10/2024) sekitar pukul 09.00 WIB, tim SAR berhasil menemukan Jeri Novanda. Penemuan Jeri berawal dari teriakan minta tolong Jeri di dasar jurang sedalam 70 meter dan berjarak 20 kilometer dari lokasi saat perahu terbalik. Teriakan tersebut didengar oleh warga setempat kemudian dilaporkan ke tim SAR.
Tim SAR bergegas ke lokasi dengan menerbangkan drone termal untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Benar saja, tim SAR berhasil menemukan Jeri dalam keadaan lemah di atas perahu rafting SRU 1 yang sebelumnya terbalik di pinggir sungai yang mulai surut itu. Tim SAR kemudian mengevakuasi Jerri dari pinggir sungai ke atas dengan teknik vertical rescue atau hoisting. Jeri selanjutnya dievakuasi ke posko SAR.
Sementara itu, tim SAR lainnya terus melakukan pencarian 3 korban, yaitu korban Jeplenta Sebayang dan 2 rescuer yaitu Tengku Rahmat Syahputra dan Dodi Prananta. Hingga Jumat (18/10/2024) malam, operasi SAR belum membuahkan hasil.
Upaya terus dilakukan. Korban Jeplenta sembiring ditemukan pada Sabtu (19/10/2024) petang. Operasi pencarian terus dilakukan dengan focus mencari Tengku Rahmatsyah Putra dan Dodi Prananta. Personel tim SAR dan peralatan yang digunakan juga bertambah. Basarnya mengerahkan personel mulai dari Mandailingnatal, Tanjungbalai, Danau Toba.
Bahkan personel dari Aceh, Jambi, Bengkulu, Pekanbaru dan Padang juga terjun ke operasi itu. Begitu juga tim elit, Basarnas Special Group (BSG) juga ikut dalam operasi. Ditambah para pegiat seperti tim Vertical Rescue Indonesia (VRI), Jagat Samagram Indonesia (JSI), ORARI, Rentan, Reaksi, BPBD Kabupaten Karo, BPBD Langkat, BPBD Binjai, Camat Tiga Binanga, Kades Ujung Delang, Kades Limang, tim kayak Asahan, Pandawa Kayak, Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sumatera Utara, Sumatera Explore, Pramuka SAKA SAR, Polsek dan Koramil Kutabuluh ikut melakukan pencarian korban.
“Kedua personel kami sudah disemayamkan di rumah duka. Pengabdian dan pengorbanan mereka akan selalu dikenang sebagai teladan keberanian dan ketulusan dalam melayani masyarakat. Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian tanpa batas yang telah diberikan. Selamat jalan, pahlawan kemanusiaan,” pungkas Mustari.