Lumpur Panas di Madina, Gubernur Bobby: Nanti ya Masih akan Kita Lihat

Medan, IDN Times – Kemunculan lumpur panas di Kabupaten Mandailing Natal membuat publik khawatir. Dikabarkan, ada sejumlah titik semburan lumpur di dekat kawasan kelola PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).
Mencuat dugaan, kemunculan titik lumpur panas karena aktifitas SMGP. Apa kata Gubernur Sumatra Utara terkait hal itu? Simak guys.
1. Masih dikaji, diduga terkait aktivitas geothermal PT SMGP

Bobby Nasution mengungkapkan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data dan melakukan analisis terhadap kemunculan lumpur panas tersebut. Ia juga belum bisa memastikan apakah fenomena ini berkaitan langsung dengan eksploitasi energi panas bumi oleh PT SMGP.
"Kami masih lihat ya, perkembangannya, apa saja penyebabnya apakah karena memang ada kegiatan industri di sana, kami masih cari datanya," ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantornya, Rabu (30/4/2025).
2. Belum bisa pastikan dampaknya bagi masyarakat

Meski fenomena ini meresahkan warga, Bobby mengaku belum bisa menyimpulkan apakah semburan tersebut berbahaya atau tidak. Ia menegaskan bahwa hasil investigasi dan kajian mendalam akan menjadi dasar untuk menginformasikan dampak sebenarnya terhadap masyarakat.
"Bahaya tidak bahaya, nanti akan kita informasi lebih lanjut, sampai saat ini saya belum bisa menyatakan bahaya atau tidak bahaya," katanya.
3. Akan koordinasi dengan Bupati dan Kementerian terkait

Bobby menyatakan akan bekerja sama dengan Bupati Mandailing Natal, Saipullah Nasution, untuk mencari tahu penyebab pasti dan potensi dampak dari fenomena ini. Ia juga menyebutkan perlunya pengkajian terhadap kemungkinan dampak terhadap kesehatan dan ekonomi warga sekitar.
"Nanti ya masih akan kita lihat, apakah dampak (ada) kesehatan, ekonomi, nanti akan kita lihat," tandasnya. Sementara itu, Bupati Mandailing Natal, Saipullah Nasution, mengonfirmasi bahwa semburan tersebut memang ada dan semakin meluas, bahkan mencemari sungai dan udara. Ia menambahkan bahwa titik-titik semburan baru telah ditemukan, dan pemerintah kabupaten akan meminta Kementerian ESDM mengirim tim untuk meneliti potensi bahayanya.
"Secara umum semburan sama dengan yang lama, namun tentu dalam rangka kita memastikan itu beracun berbahaya atau tidak, nanti kami akan menyurat ke Dirjen (Kementerian ESDM) untuk menurunkan tim melakukan penelitian agar dipastikan berbahaya atau tidak," ujar Saipullah.
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumut menuding, kemunculan sumur panas itu dipicu oleh aktifitas industri PT SMGP. Menuru WALHI, PT SMGP telah menjadi penyebab kerusakan lingkungan di sana.