Kalahkan Unimed, Itera Lolos ke Semi Final Liga Debat IDN Times 2024

Medan, IDN Times - Liga Debat IDN Times 2024 kini telah memasuki babak perempat final. Sebelumnya, UIN Jakarta dan UGM berhasil memastikan diri lolos ke semifinal setelah masing-masing mengalahkan Universitas Telkom Bandung dan Universitas Padjajaran.
Babak perempat final yang terakhir menyajikan perdebatan seru antar dua Universitas yang berada di pulau Sumatra, yakni Universitas Negeri Medan (Unimed) melawan Institut Teknologi Sumatera (Itera). Kompetisi itu dihelat Sabtu (25/5/2024) sore dari zoom meeting.
Nama-nama tersohor dari para panelis seperti Kiara Putri Mulia selaku Climate Program Manager dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Prigi seorang Founder Ecoton, dan Satria Kusuma yang merupakan akademisi Univesitas Atmajaya, turut menyemarakkan debat kali ini.
1. Derby kampus asal Sumatera

Perhelatan babak perempat final terakhir mengantar Itera lolos ke semifinal setelah berhasil mengalahkan Unimed. Kemenangan tersebut diraih Itera setelah berhasil mengungguli Unimed lewat debat yang mengangkat tema tentang "Pemanasan Global Gaya Hidup Gen Z Berubah, Kamu Pro atau Kontra?"
Unimed dalam debat ini menjadi tim pro, para punggawanya ialah Siti Maysarah, Kenny Clarissa, dan Chairunnissa. Sementara Itera menjadi tim yang kontra, dengan diisi nama-nama seperti Ahmad Rizky, Ferry Setiawan, dan Wahyu Ginting.
Adu argumentasi tersaji dalam babak penyisihan ini. Dua kampus asal Sumatera itu sama-sama ingin menang dan melaju ke semifinal. Namun, langkah Unimed harus terhenti di babak ini setelah Itera berhasil mengalahkannya.
Penonton dan pendukung yang hadir pun tampak ramai dan semarak menyaksikan debat sengit yang terjadi antara derby Sumatera ini. Bahkan penonton mencapai 100 orang lebih.
2. Karakter Gen Z yang realistis disebut lebih peka terhadap perubahan iklim

Mosi dalam debat ini ialah "Apakah Gaya Hidup Gen Z harus berubah demi berkontribusi dalam menangani pemanasan global dan perubahan iklim? Perubahan seperti apa yang harus dilakukan?"
Unimed yang berposisi sebagai tim pro ini menganggap jika banyak dari Gen Z yang sudah sadar soal isu pemanasan global. Namun, Gen Z justru sering dipersepsikan sebagai generasi yang apatis.
"Penelitian dalam jurnal Sustainable Earth Reviews menyebutkan bahwa Gen Z sangat mencemaskan perubahan iklim dan dampak bencana yang ditimbulkan di masa depan.
Kekhawatiran ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa manusia dan lingkungan harus memiliki hubungan yang harmonis," kata Maysarah.
Karakter Gen Z yang realistis, pragmatis, independen, disebut tim Unimed lebih peduli dibanding dengan generasi sebelumnya. Selain itu Gen Z juga dinilai mampu berpikir kreatif untuk mencari solusi yang adaptif.
"Salah satunya komunitas Bumantara yang berasal dari Medan Sumatera Utara yang terinspirasi dari grup Pandawara yang berasal dari bandung. Melalui contoh tersebut kita dapat melihat dampak sosial media terhadap Gen Z menunjukkan bahwa generasi ini memiliki potensi untuk perubahan positif dan menjadi agent of changes untuk indonesia yang lebih baik lagi," timpal Kenny.
3. Itera tekankan pemerintah harus bisa membangun perubahan yang struktural dan sistemik terkait isu lingkungan

Sementara itu, tim Itera yang berhasil menang dalam sesi debat ini menganggap jika isu pemanasan global tidak hanya menjadi tugas Gen Z, namun juga peran generasi sebelumnya yang saat ini tengah berada di lembaga pemerintahan.
Gen Z di Indonesia disebut tim Itera melihat pemanasanan global sebagai tantangan kolektif yang memerlukan aksi lebih jauh lagi dibandingkan dengan tanggung jawab individual. Hal ini tentu sangat progresif di antara generasi sebelumnya yang bahkan menganggap permasalahan ini adalah hal yang bohong yang baru akan terjadi ribuan tahun lagi.
"Efek pemanasan global telah terjadi, dan justru menjadi jauh lebih buruk lagi pada beberapa dekade ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa generasi sebelum gen Z khususnya pemerintah dan perusahaan, telah melakukan kesalahan yang fatal yaitu terlambat menyadari bahaya perubahan iklim dan efek dari global warming, dan justru menghasilkan bom waktu," kata Ahmad Rizky.
Bagi Rizky, sebenarnya pemerintah dan perusahaan sudah paham jika bom waktu yang dimaksud dapat memberikan efek yang krusial. Tetapi Rizky menyebutkan jika Pemerintah seolah menimpakan seluruhnya kepada gen Z.
"Pemerintah dan korporasi harus bisa bekerjasama untuk membangun produk yang ramah lingkungan. Kenapa kita tidak berfokus pada generasi emas sekarang dalam membangun perubahan yang struktural dan sistemik? Dibanding kita harus menanti beberapa tahun lagi yang penuh dengan bayang bayang kegagalan," lanjutnya.
Pada akhirnya, perdebatan sengit yang terjadi dari derby kampus asal Sumatera itu meloloskan Itera sebagai pemenangnya. Itera mendapatkan poin sebesar 245,4. Hanya unggul 16,4 dari Unimed yang mendapat poin 229.
Hasil yang didulang Itera akan mengantar mereka ke semi final melawan IPB. Sementara di lain sisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan melawan UGM nantinya.