COP30 Ditutup: Era Implementasi Iklim Harus Lebih Cepat

- Transisi energi terbarukan mulai dipercepat, investasi triliunan dolar melaju pada 2035.
- Perlindungan hutan dan laut menguat, hak masyarakat adat diakui dengan komitmen USD 9 miliar.
- Ketangguhan kota dan warga menguat, emisi dipangkas lebih dari satu juta ton CO₂.
Setelah dua pekan diskusi intensif, Konferensi Iklim PBB COP30 resmi ditutup, Jumat (21/11/2025). Satu pesan menggema dari para pemimpin dunia: era komitmen sudah selesai—sekarang saatnya implementasi nyata. Dari ekspansi energi terbarukan hingga perlindungan hutan, berbagai pihak memamerkan langkah konkret yang menandai terbentuknya “ekonomi iklim baru”.
Namun, muncul satu pertanyaan besar lainnya: bisakah dunia mempertahankan kecepatan yang dibutuhkan untuk menahan laju krisis?
Berikut rangkuman perhelatan COP30 dilansir dari laman SIEJ.
1. Transisi energi mulai ngebut, investasi triliunan dolar melaju

COP30 memamerkan lonjakan investasi global untuk memperkuat jaringan listrik, memperluas penyimpanan energi, dan menggandakan produksi bahan bakar berkelanjutan pada 2035. Negara berkembang justru tampil sebagai motor utama dalam dekarbonisasi industri.
Puluhan ribu kendaraan listrik kini berseliweran di pasar global, sementara instalasi energi terbarukan mencapai ribuan gigawatt. Ratusan proyek teknologi industri bersih dan penyerapan karbon mulai diadopsi secara luas.
Melalui Agenda Aksi Iklim Global COP30, Green Grids Initiative dan Utilities for Net Zero Alliance (UNEZA), bekerja bersama lembaga internasional seperti International Renewable Energy Agency (IRENA) dan International Energy Agency (IEA) untuk mempercepat ketahanan jaringan listrik dan menggelontorkan investasi hingga USD 1 triliun, melipatgandakan kapasitas energi terbarukan kolektif pada 2030.
Langkah ini dianggap penting untuk mempercepat peralihan dari energi fosil sekaligus meningkatkan akses energi bagi semua.
2. Perlindungan hutan dan laut menguat, hak masyarakat adat diakui

Isu perlindungan lahan, hutan, dan laut menjadi sorotan besar tahun ini. Ratusan juta hektare kawasan ekologis dilaporkan telah mendapat perlindungan atau restorasi. Jutaan petani mulai beralih ke praktik pertanian regeneratif yang lebih ramah iklim.
Hak atas tanah bagi masyarakat adat, komunitas tradisional, dan kelompok keturunan Afrika semakin kuat. Total USD 9 miliar dikomitmenkan untuk melindungi lebih dari 210 juta hektare lahan sekaligus membantu 12 juta petani yang mengelola 90 komoditas pangan di lebih dari 110 negara.
Langkah ini bukan hanya soal menjaga alam, tapi juga memperkuat rantai pasok pangan global yang kian rentan akibat krisis iklim.
3. Ketangguhan kota dan warga menguat, emisi dipangkas lebih dari satu juta ton

Kampanye Race to Resilience mencatat peningkatan ketangguhan bagi lebih dari 437,7 juta orang. Sebanyak 162 perusahaan, kota, dan wilayah melaporkan pengurangan lebih dari 850.000 ton CO₂ hanya pada 2024, sehingga total pemangkasan emisi kini menembus satu juta ton.
Koalisi CHAMP—yang lahir di COP28—juga menunjukkan peran besar. Dua pertiga dokumen komitmen iklim nasional kini punya konten subnasional yang lebih kuat. Inisiatif ini ikut mendorong penciptaan jutaan lapangan kerja baru, pengembangan kemampuan SDM, hingga penguatan infrastruktur kota.
Champion COP30, Dan Ioschpe, memuji capaian tahun ini dan menegaskan bahwa aksi iklim kini memasuki fase baru. “Aksi iklim kini bergerak ke tingkat baru—kota-kota melakukan dekarbonisasi, bisnis menata ulang rantai pasok, lembaga keuangan mengalihkan triliunan dolar, dan Masyarakat Adat memimpin perlindungan hutan. Upaya ini tidak berhenti hari ini—ia berjalan 24 jam sehari, 365 hari setahun,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif UN Climate Change, Simon Stiell, mengingatkan bahwa capaian ini bukan akhir. “COP30 mencatat capaian mengesankan berupa aksi iklim nyata yang berarti ekonomi lebih kuat, lebih banyak pekerjaan, dan kehidupan lebih baik bagi jutaan orang,” katanya.
COP30 meninggalkan pesan yang sangat jelas: momentum global tidak boleh melambat. Dengan triliunan dolar yang mulai bergeser ke ekonomi hijau serta jutaan orang yang merasakan dampaknya, gelaran ini menegaskan bahwa transisi menuju dunia rendah karbon sudah mulai berjalan

















