TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

LBH Banda Aceh Gelar Kampanye Anti Kekerasan Perempuan Selama 16 Hari

Ada pameran lukisan hingga diskusi tematik tentang perempuan

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Syahrul Putra Mutia saat berpidato di acara 'Tulak Bala', kampanye anti kekerasan terhadap perempuan. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Banda Aceh, IDN Times - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh menggelar kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, di halaman kantor lembaga itu. Mengusung tema 'Tulak Bala' kegiatan digelar selama 16 hari yakni mulai 25 November sampai10 Desember 2021.

"Ini adalah bagian dari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan internasional," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Syahrul Putra Mutia, pada Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: Tawuran di Medan Ternyata Antar Geng Motor, Anggotanya Pelajar

1. Beranjak dari kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi

-

Secara statistikal, Komnas Perempuan pada tahun 2020 mengungkapkan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun tersebut yakni sebanyak 299.911 kasus. Kasus Kekerasan Berbasis Gender Siber bahkan mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebanyak 92%.

Dalam konteks Aceh, berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Aceh, jumlah kekerasan dan bentuk kekerasan terhadap perempuan (Triwulan III) Tahun 2021 berjumlah sebanyak 357 kasus dari 23 Kabupaten/Kota di Aceh.

Berangkat dari fenomena 'gunung es' inilah, LBH Banda Aceh mengusung Kampanye 16
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) sebagai upaya untuk mengangkat
berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan, anak, minoritas agama, disabilitas, dan
kelompok gender minoritas ke permukaan.

Upaya ini diharapkan dapat menjadi penopang bagi advokasi terhadap kebijakan-kebijakan diskriminatif dan pula mendorong tersedianya ruang aman bagi kelompok-kelompok tersebut di atas untuk dapat mengadvokasi diri untuk terbebas dari tindakan kekerasan dan tindakan diskriminatif lainnya.

2. Diisi dengan pameran lukisan dan diskusi bertema perempuan

Salah seorang melihat lukisan di acara kampanye anti kekerasan terhadap perempuan mengusung tema 'Tulak Bala' yang digelar LBH Banda Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Acara tersebut diisi dengan pameran maupun penampilan kesenian karya hingga diskusi tematik. Pengisinya adalah para seniman maupun budayawan serta praktisi dan pejuang hak asasi manusia (HAM), khususnya pejuang terhadap hak-hak perempuan. Sehingga semua tema berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan. 

Untuk pameran, dikatakan Syahrul, 80 persen lukisan yang ditampilkan merupakan karya seni dari para perempuan. Lukisan-lukisan itu dijadikan sebagai media bagi perempuan untuk mengekspresikan dirinya.

Begitu juga dengan diskusi, 14 tema yang ada diakuinya, semua berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan. Mulai dari bagaimana perempuan menghadapi kekerasan akibat konflik lahan, budaya, adat, dan agama.

"Semua akan dibahas dalam sesi tematik selama 14 hari ke depan," kata Syahrul.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Insomnia, Mudah dan Tanpa Biaya!

Berita Terkini Lainnya