TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meninggal Dunia, Ini 5 Hal tentang Rahman Tolleng

Ia sangat berani dan kritis

Twitter/ @kenmiryam

Jakarta, IDN Times - Satu lagi putra terbaik negeri ini menghembuskan napas terakhir.

Ia adalah Aktivis A Rahman Tolleng.

Tutup usia pada Selasa (29/1) pukul 05.25 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta. Rahman Tolleng meninggal pada usia 82 tahun.

Pria kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan, ini dianggap sebagai tokoh sekaligus guru para aktivis. Sebab semasa hidupnya, Rahman sangat berani dan kritis. Sikap ini sempat membuatnya menjadi buronan politik pada era Orde Lama.

Baca Juga: [BREAKING] Rahman Tolleng, Aktivis Angkatan 66 Tutup Usia

1. Pernah jadi buronan politik pada era orde lama

Twitter/@RachlanNashidik

Pada era orde lama, Rahman Tolleng pernah menjadi buronan politik. Hal ini disebabkan karena sikapnya yang menentang rezim Nasakom Soekarno.

Rahman Tolleng juga dituduh pernah terlibat dalam demonstrasi menentang kedatangan PM Jepang kala itu, Kakuei Tanaka, pada 15 Januari 1974. Aksi ini membuatnya ditahan 16 bulan di Rumah Tahanan Militer Boedi Oetomo Jakarta. Ia kemudian dibebaskan tanpa proses peradilan.

2. Salah satu pendiri partai Serikat Rakyat Independen

Twitter/@gm_gm

Rahman Tolleng juga dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Serikat Rakyat Independen pada 2 Mei 2011. Namun partai tersebut gagal menjadi peserta pemilu 2014.

Selain itu, pada tahun 1966, bersama Riandi dan Awan Karmawan Burhan, dirinya memprakarsai berdirinya penerbitan dan mingguan Mahasiswa Indonesia.

Rahman Tolleng dipercaya menjabat sebagai pemimpin mingguan tersebut. Mingguan Mahasiswa Indonesia lantas diberangus rezim Orde Baru pada tahun 1974.

3. Salah satu pengusul Gus Dur menjadi Presiden

Twitter/@daulatrakyat18

Bersama dengan sejumlah intelektual dan aktivis, Rahman Tolleng mendeklarasi Forum Demokrasi (Fordem). Fordem lantas menjadi wadah aktivis prodemokrasi bersuara.

Fordem mengajukan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai calon presiden alternatif menggantikan Soeharto. Kala itu, Gus Dur berhasil menggantikan BJ. Habibie.

4. Sempat jadi mahasiswa ITB dan Unpad

Twitter/ @kenmiryam

Tahun 1955 hingga 1959, Rahman Tolleng tercatat sempat menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung jurusan apoteker. Namun Rahman Tolleng tak menyelesaikan pendidikannya di sana.

Ia juga pernah tercatat sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjajaran, Bandung. Lagi, Rahman Tolleng tidak menamatkan pendidikannya di sana.

Baca Juga: Parbetor Tebingtinggi Minta Gojek Dibubarkan

Berita Terkini Lainnya