Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ziarah Kubur Jelang Ramadan, Jangan Salah Niat dan Tujuan Guys

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Jelang Ramadan, muslim di Indonesia memiliki kebiasaan ziarah kubur. Tujuannya untuk mendoakan keluarga yang sudah berpulang.

Menurut Sekretaris Majelis Ulama Kota Medan Muhammad Syukri Albani Nasution, ziarah harus dengan niat dan tujuan yang benar. Supaya kita lebih paham, apa sih sebenarnya makna berziarah itu. Yuk simak:

1. Keliru jika beranggapan berziarah jelang Ramadan bikin puasa lebih afdal

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di tengah masyarakat sering kali beredar anggapan jika ziarah sebelum Ramadan akan membuat ibadah puasa semakin afdal. Ternyata itu keliru guys.

Menurut Syukri, kekeliruan itu karena memaknai berziarah sebagai pengultusan terhadap sesuatu.  “Menghubungkan tidak berziarah dan membuat puasa tidak afdal itu membuat menjadi bathil atau Haram,” kata Syukri kepada IDN Times, Rabu (22/3/2023).

Selain itu, sering kali kita mendengar bahwa ziarah jelang Ramadan untuk menghibur arwah orang yang sudah meninggal menjelang Ramadan. Itu, kata Syukri juga kekeliruan yang justru membuat ziarah menjadi haram.

2. Jangan pernah minta orang yang sudah meninggal mendoakan kita yah

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seringkali ziarah kubur dimaknai sebagai kesempatan meminta doa dari arwah leluhur atau sanak keluarga. Duh, ini keliru berat guys.

Kata Syukur, ini adalah kekeliruan orientasi dan niat berziarah. Kata Syukur, tidak ada lagi hubungan integratif antara orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal.

“Makanya bahkan siapapun yang berziarah ke makam Rasulullah sekali pun, dia bukan minta doa dari Rasul. Harusnya, kita mengucapkam salam, dan berdoa kepada Allah atas kemuliaan Rasulullah. Itu yang harus diluruskan,” ungkapnya.

Mendoakan orang yang sudah meninggal adalah bentuk sensitifitas sebagai orang yang masih hidup. Apalagi kita meyakini bahwa doa anak yang soleh itu sampai kepada orangtua yang sudah meninggal.

3. Berziarah adalah kebiasaan baik, tujuannya mengingat kematian

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tidak ada waktu yang dikhususkan dalam melakukan berziarah. Termasuk misalnya menjelang Ramadan. Ziarah menjelang Ramadan hanyalah bentuk kebiasaan masyarakat. Dan itu hukumnya mubah. Artinya perbuatan yang condong dianjurkan, tetapi tidak ada jaminan pahala.

Kata Syukri, kapanpun waktunya, berziarah akan baik ketika niatnya lurus. “Kebiasaan ziarah kubur ini menjadi kebiasaan yang baik. Sebab disitu juga keluarga membersihkan kuburan keluarga atau kerabat,” ungkapnya.

“Bahwa siapapun yang ziarah adalah untuk mengingat mati atau zikrul maut. Makanya orientasi orang zarah kubur itu adalah menguatkan keyakinan, bahwa mereka akan ada dalam suasana yang sama di kemudian hari. Sehingga ketika berziarah kubur, mereka itu membawa rasa takut dan khawatir,” pungkasnya.

Jadi, sudah paham guys? Yuk luruskan niat kalian saat berziarah…

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
Doni Hermawan
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us