Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa Unimed Buat Pakan Kepiting Berbahan Dasar Ikan Red Devil

Mahasiswa Unimed saat memperkenalkan produk pakan kepiting berbahan dasar ikan red devil di Pameran (Ulfa Khairiyah for IDN Times)

Medan, IDN Times - Temuan unik diciptakan mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed). Mereka baru-baru ini membuat terobosan berupa pelet untuk kepiting. Menariknya, bahan baku pelet kepiting itu bersumber dari ikan yang menjadi hama di wilayah Danau Toba, ya, ikan red devil!

Terobosan yang mereka ciptakan merupakan giat dari Program Kreativitas Mahasiswa. Mereka mengeksekusi ide tersebut dengan memberi solusi bagi para pemilik tambak kepiting sekaligus dapat menjaga keseimbangan ekosistem perairan Danau Toba.

1. Ciptakan peluang bisnis lewat produk pelet kepiting yang jarang digunakan orang

Mahasiswa Unimed saat mendatangi pemilik tambak kepiting (Ulfa Khairiyah for IDN Times)

Ulfa Khairiyah bersama rekan-rekannya telah melakukan riset di lapangan. Mereka mengklaim jika pada dasarnya kepiting tidak makan pelet, meskipun ada beberapa pemilik tambak yang hanya coba-coba menciptakan pelet sebagai pakan kepiting-kepitingnya. Namun jumlah itu tetap saja cukup sedikit.

"Karena pelet sebagai pakan ikan sudah biasa. Jadi kami riset lagi dan mencari tahu hewan apa yang butuh nilai protein tinggi di makanannya. Ternyata kepiting membutuhkan protein yang tinggi untuk perkembangan cangkang dan pembesaran daging," kata Ulfa.

Selain membantu menyelamatkan ekosistem, ide yang mereka ciptakan juga menjadi peluang bisnis tersendiri. Apalagi saat ini sedang musim-musimnya budidaya kepiting.

"Karena memang sudah ada larangan pengambilan kepiting secara besar-besaran juga di alam, kan? Jadi nelayan juga banyak yang beralih untuk membudidaya kepiting sendiri. Contohnya semakin banyak kita jumpai budidaya crab house atau apartemen kepiting," lanjutnya.

2. Membantu mengurangi spesies ikan red devil yang menjadi hama perairan Danau Toba

Ulfa saat mengunjungi tambak kepiting (Ulfa Khairiyah for IDN Times)

Selain memunculkan opsi pakan yang variatif bagi pemilik tambak kepiting, produk yang anak-anak muda ini hasilkan juga membantu ekosistem air tawar. Di mana di Danau Toba sendiri sangat banyak sekali ikan red devil yang menjadi hama bagi ikan-ikan lain.

"Ikan red devil adalah salah satu hama bagi ekosistem air tawar yang sangat meresahkan, terutama penduduk di Danau Toba. Ikan ini adalah spesies ikan berbahaya yang sulit diberantas dan justru memangsa ikan lainnya," kata Ulfa.

Masyarakat di wilayah Danau Toba juga mengatakan jika ikan red devil rasanya tidak enak untuk dikonsumsi dan tidak memiliki nilai jual. Ulfa dan teman-temannya yang mencermati keresahan masyarakat Danau Toba mencoba memanfaatkan ikan red devil agar memiliki nilai ekonomis.

"Ternyata setelah melihat jurnal, ikan red devil ini memiliki nilai protein yang sangat tinggi sekaligus cocok untuk dijadikan pakan hewan," ujar perempuan berusia 23 tahun ini.

3. Keunggulan pakan bisa disimpan lama dan tak mudah membusuk

Mahasiswa Unimed saat memperkenalkan produk pakan kepiting berbahan dasar ikan red devil di Pameran (Ulfa Khairiyah for IDN Times)

Dengan kandungan protein yang dimiliki ikan red devil, mereka akhirnya membuat crabvil (dry crab food) alias pakan kepiting berbahan dasar red devil. Selain ikam berwarna kemerahan itu, mereka juga sedikit mencampurkan maggot dalam olahannya.

"Ikan red devil dan maggot dikeringkan, digiling, dan dijadikan tepung dahulu, setelah itu campurannya ada tepung terigu, tepung tapioka, dedak, vitamin c, vitamin e, dan telur bebek. Bahan dasar ikan red devil dan maggot yang sudah dikeringkan mencapai 58,33% dari keseluruhan bahan yang telah dicampur," aku Ulfa.

Keunggulan dari temuan ini disebut Ulfa nantinya pakan bisa disimpan lama dan tidak mudah busuk. Kandungannya pun tak kalah bagus. Pakan itu memiliki nilai protein tinggi dan nutrisi baik yang mengandung vitamin c dan vitamin e. Di mana fungsinya nanti membantu menghasilkan produksi kepiting yang sehat dan besar.

"Kami telah melakukan uji laboratorium untuk kelayakan pakan dan kandungan yang ada di dalamnya. Sekarang kami sudah membuka pesanan melalui beragam platform. Kemarin ada yang tertarik dan dikirim ke Jambi," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eko Agus Herianto
Arifin Al Alamudi
Eko Agus Herianto
EditorEko Agus Herianto
Follow Us