Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat Pandemik

Ada sejak 1943, resepnya ada seribu macam

Medan, IDN Times - Kota Medan terkenal dengan ragam wisata budaya dan kulinernya. Kali ini, IDN Times akan mengajak kamu untuk mengenal salah satu lokasi wisata kuliner yang harus kamu kunjungi jika berkunjung ke Kota Medan. Ada, Liang Teh Ayong yang terletak di Jalan Perniagaan, Kelurahan Kesawan. 

Liang Teh Ayong berdiri sejak tahun 1943. Semula lokasi berjualan berada di depan Rumah Tjong A Fie, salah satu tokoh masyarakat Tionghoa Kota Medan. Buka mulai Pukul 17.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.

1. Hasil penjualan berkurang di masa pandemik COVID-19

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Saat IDN Times berkunjung ke lokasi, terlihat hilir mudik pembeli Liang Teh Ayong pada Kamis (11/3/2021). Meski memiliki penggemar setia, Minan mengatakan hasil penjualan berkurang di masa pandemik COVID-19. Biasanya, ia bisa menjual 6 tong liang teh per harinya. Namun kini hanya 3 tong saja. "Iya berkurang, biasanya 6 tong, sekarang 3 tong aja," ucapnya.

2. Eksis selama tiga generasi, saat ini Liang Teh Ayong sudah dikelola oleh Minan

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Eksis selama tiga generasi, saat ini Liang Teh Ayong sudah dikelola oleh Minan. Ia merupakan pekerja sekaligus penyeduh Liang Teh Ayong. Ia bercerita, mengikuti keluarga Ayong sejak generasi kedua, terhitung sudah 52 tahun ia bekerja. Hingga saat ini, sudah di generasi ketiga. 

"Generasi pertama, Ayong. Udah tiga generasi, bapak ini orang pekerja, sudah 52 tahun bekerja di sini," cerita Minan.

Baca Juga: Legendaris! Liang Teh Ayong di Medan Sudah Ada Sejak Tahun 1943

3. Liang Teh Ayong ramai pengunjung pada malam hari

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Liang Teh Ayong ramai pengunjung pada malam hari. Biasanya, pembeli akan rela  mengantre untuk mendapatkan Liang Teh yang satu ini. Dalam menyediakan Liang Teh, Minan ini dibantu dua sampai tiga karyawannya. Mereka ada yang bertugas membungkus, dan menjemput pesanan teh dari mobil-mobil yang sudah mengantre di Jalan Perniagaan.

4. Teh ini dihargai hanya Rp6 ribu per gelas

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Teh ini dihargai hanya Rp6 ribu per gelas. Teh ini tersedia dua jenis yaitu rasa pahit dan manis. Terbuat dari 1.000 macam, yang terdiri dari sejumlah bunga dan rempah-rempah. Kemudian, dalam pembuatannya, bahan tersebut diseduh selama 6 jam.

"Ini resepnya ada 1.000 macam, kalau yang manis 6 macam. Yang pahit kegunaannya banyak, pembuatannya 6 jam. Teh yang pahit lebih ke laki-laki. Kalau yang manis untuk perempuan, untuk anak-anak," ucapnya.

"Penjualan sehari, kita kira tong aja, bisa 4 tong atau 3 tong. Sekarang harganya Rp6 ribu. Kalau dulu masih Rp25," tambahnya.

5. Liang Teh ini tidak memiliki cabang

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Minan mengatakan Liang Teh ini tidak memiliki cabang. Untuk penyeduhan, teh dimasak dengan durasi yang lebih lama, sehingga penikmat setia pasti sudah tahu rasa khasnya.

"Jadi Liang Teh yang kami bikin, bisa mengontrol kadar gula darah, darah tinggi dan masuk angin. Mereka yang kemari mungkin udah bertahun-tahun mempercayai kami," ujarnya.

6. Jhon, Pembeli Liang Teh Ayong sudah 20 tahun mengonsumsi liang teh ini

Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat PandemikIDN Times/Masdalena Napitupulu

Jhon, Pembeli Liang Teh Ayong, mengatakan sudah 20 tahun mengonsumsi liang teh ini. Katanya, manfaat yang dirasakan untuk mengobati panas dalam di tubuhnya. 

"Sudah dua puluh tahun minum liang teh ini. Dari harga Rp500 hingga Rp6ribu. Satu hari bisa dua gelas. Suka yang manis dan suka pahit," ujarnya. 

Baca Juga: 5 Jenis Teh yang Bukan Berasal dari Daun Teh, Ada Apa Saja?

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya