Kenapa Kopi Decaf Lebih Aman Dikonsumsi Penderita Maag? Ini Alasannya

- Kopi decaf memiliki kandungan kafein yang sangat rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita maag
- Kopi decaf memiliki kandungan asam yang lebih kecil dibandingkan dengan kopi biasa, namun tetap perlu diperhatikan penggunaannya
- Kopi decaf mengandung senyawa yang lebih ramah di lambung dan dapat membantu mengurangi risiko iritasi lambung
Bagi banyak orang menganggap, kopi bukan hanya sekedar minuman tapi juga salah satu ritual di pagi hari untuk mengembalikan semangat sebelum memulai aktivitas. Namun, untuk sebagian orang yang memiliki riwayat maag atau GERD, secangkir kopi bisa berubah menjadi bumerang yang memicu sensasi panas dan perih di lambung.
Nah, di sinilah kopi decaf hadir sebagai penyelamat untuk kamu yang tetap ingin ngopi tanpa memikirkan efek samping yang terjadi setelahnya pada sistem pencernaan. Tapi kira-kira, apa alasan yang menjadikan kopi decaf lebih baik daripada kopi pada umumnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini ya!
1. Memiliki kandungan kafein yang sangat rendah

Alasan utama mengapa kopi decaf lebih aman dikonsumsi oleh penderita maag, karena jenis ini memiliki kandungan kafein yang sangat rendah sekitar 1-5 mg per cangkir. Kadar ini sangatlah rendah jika dibandingkan dengan kopi biasa yang rata-rata mengandung 95 mg kafein per seduhan.
Kandungan kafein yang rendah ini sangat penting bagi penderita gangguan pencernaan, hal ini dikarenakan kafein dapat merangsang sekresi asam lambung secara berlebihan dan melemahkan tekanan lower esophageal sphincter (LES) atau otot yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Ketika mengonsumsi kopi decaf, rangsangan terhadap produksi asam lambung akan berkurang, sehingga tekanan pada sistem pencernaan menjadi lebih ringan. Jadi, jika kamu ingin menikmati kopi tapi memiliki riwayat maag, kamu bisa mengganti kopimu dengan versi decaf.
2. Memiliki kandungan asam dalam kopi decaf lebih kecil

Walaupun kafein yang terkandung dalam kopi decaf tergolong rendah, kamu tetap harus tetap memperhatikan penggunaannya. Hal ini dikarenakan kopi decaf tetap mengandung asam yang memiliki potensi mengiritasi lambung walaupun dalam rasio yang sangat rendah.
Beberapa penelitian menyebutkan, umumnya kopi decaf memiliki pH yang berkisar antara 5,14–5,80, dibandingkan kopi biasa yang berada di rentang 4,95–5,99. Perbedaan pH ini menunjukkan bahwa tingkat keasaman kopi decaf cenderung rendah.
Meski demikian, perlu diingat bahwa kopi decaf tetap termasuk minuman asam. Jadi, untuk meminimalisir efek sampinya pada lambung, pastikan untuk memilikih kopi decaf yang melalui proses penyangraian dark roast dan memakai metode penyeduhan cold brew. Ini akan mengekstraksi lebih sedikit rasa asam sehingga kopi menjadi lebih lembut di lambung.
3. Mengandung senyawa yang lebih ramah di lambung

Kopi decaf melalui sebuah proses yang dinamakan dekafeinasi atau penghilangan kadar kafein. Proses ini dapat meningkatkan kadar senyawa N-methylpyridinium (NMP) yang terbentuk dari degradasi asam klorogenik selama tahap penyangraian.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nehlig (2022), senyawa NMP memiliki efek menghambat sekresi asam lambung, sehingga lebih ringan dan mudah diterima oleh sistem pencernaan. Hal ini menjadikan kopi decaf, secara kimiawi memiliki komponen yang dapat membantu mengurangi risiko iritasi lambung.
4. Konsumsi dalam jumlah atau porsi kecil untuk keamanan sistem pencernaan

Mengonsumsi kopi decaf memang lebih aman untuk penderita maag, tetapi jumlah dan waktu minum juga tetap perlu diperhatikan agar sistem pencernaan tidak terbebani. Untuk menjaga keamanan sistem pencernaan, konsumsi kopi dalam porsi kecil untuk meninimalkan stimulasi asam lambung.
Selain itu, hindari mengonsumsi kopi decaf saat kondisi perut kosong atau sebelum tidur. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut dapat mempercepat iritasi pada lapisan dinding lambung, meski kadar kafein dan asamnya lebih rendah dibandingkan kopi biasa.
Dengan beberapa penjelasan di atas, menjadi semakin jelas bahwa kopi decaf bisa menjadi pilihan cerdas bagi penderita maag atau GERD yang tetap ingin menikmati aroma dan rasa kopi. Tapi, perlu diingat untuk tetap menikmatinya dengan bijak dan sesuai dengan porsinya ya!
Referensi:
Cohen, S., & Booth Jr, G. H. (1975). Gastric acid secretion and lower-esophageal-sphincter pressure in response to coffee and caffeine. New England Journal of Medicine, 293 (18), 897-899.
Nehlig, A. (2022). Effects of coffee on the gastro-intestinal tract: a narrative review and literature update. Nutrients, 14 (2), 399.
"Is Decaf Coffee Safe for Those Suffering from Acid Reflux?" Quick Sip Coffe. Diakses pada Agustus 2025.
"What Happens to Your Body When You Drink Decaf Coffee Every Day" Eating Well. Diakses pada Agustus 2025.
Cohen, S., & Booth Jr, G. H. (1975). Gastric acid secretion and lower-esophageal-sphincter pressure in response to coffee and caffeine. New England Journal of Medicine, 293 (18), 897-899.
"Decaf Coffee and GERD: Is Decaf Coffee Better for Acid Reflux?" Masala Monk. Diakses pada Agustus 2025.
"Why Dark Coffee Is Easier on Your Stomach" WIRED. Diakses pada Agustus 2025.
"These are the best coffees to drink if you have heartburn or acid reflux" New York Post. Diakses pada Agustus 2025.
"Is It Bad to Drink Coffee on an Empty Stomach? Here's What Experts Want You to Know" Health. Diakses pada Agustus 2025.