TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rujak Kolam Deli yang Legendaris, Resep Turun Temurun Sejak 1950-an

Salah satu kuliner bersejarah dan enak di Medan

Rujak Kolam Deli, kuliner legendaris di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Kuliner rujak buah menjadi jajanan favorit dari berbagai kalangan, khususnya untuk lidah masyarakat Kota Medan. Seperti Rujak Kolam yang merupakan salah satu dari beberapa street food yang terkenal sejak tahun 1950-an dengan rasa bumbu rujak gilingnya yang manis, pedas dan segar.

Tempatnya cukup strategis, Rujak kolam ini berada tepat di seberang Masjid Raya Al-Mashun Medan, atau tepatnya Taman Sri Deli. Saat ini ada sekitar 5 penjual rujak yang berjualan.

Rujak kolam terdiri dari aneka buah-buahan segar seperti nanas, pepaya, jambu, mangga, belimbing, timun, bengkoang, memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh. Yuk simak beberapa fakta seputar Rujak Kolam.

1. Jalankan dagangan rujak kolam sudah generasi sejak tahun 1950-an, sudah tiga generasi

Rujak Kolam Deli, kuliner legendaris di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Juli salah seorang anak dari pemilik Rujak Kolam Bahagia menjalankan dagangan ini dari resep turun temurun, yang berasal dari khas Minang. Kini, ia merupakan generasi ke-3 untuk meneruskannya setelah nenek dan orangtuanya.

"Ini rujak khasnya orang Padang (Minang). Pertama bawa ke sini jualan. Jadinya khas Medan karena laku di sini. Terus juga bahannya ada disini. Kalau di Padang dia gak ada rujak pisang batu, karena bahannya pakai pisang batu. Jadi khasnya Medan itu dari bumbunya," kata Juli.

2. Lapak dagangan rujak kolam sempat digusur dan berpindah-pindah

Rujak Kolam Deli, kuliner legendaris di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menurut Juli, lokasi dagangan rujak kolam ini sempat digusur sejak tahun 2005 dan sudah berpindah-pindah. Sebelumnya, berada di dalam Kolam Deli atau Taman Sri Deli.

"Sebenarnya dulu, karena kolam raya kita di dalam (di taman) tapi sempat digusur. Dulu ini kan punya Sultan Deli sudah ke Pemko. Jadi kita digusur di luar. Digusur bukan dikasih tempat. Jadi ke sini. Ini pun kita minta sama camat," jelasnya.

Hal ini karena rujak tersebut telah menjadi khas Medan, sehingga para pedagang mempertahankan untuk tetap berjualan di situ. Meski, tak mendapatkan tempat yang ditetapkan usai digusur.

"Tapi, ya pinggir gini gak bisa ketengah. Banyakan orang gak tahu, mana sih rujak kolam," jelasnya.

3. Racikannya beda dari rujak ulek yang lain

Rujak Kolam Deli, kuliner legendaris di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Tak jauh berbeda dengan rujak lainnya, terlihat rujak ini masih menggunakan bumbu ulekan tangan. Meski jumlah pembelinya terkadang banyak hingga harus mengantre, mereka enggan untuk menggunakan alat modern. Soalnya bisa mengubah cita rasa yang khas.

Bahan dasar yang digunakan pastinya  kacang. Namun, bahan tersebut ditumbuk kasar sehingga teksturnya masih terasa saat digigit.

Tak hanya kacang, bumbu juga terbuat dari gula aren murni, terasi Medan dan asam Jawa. Kemudian ditambah irisan pisang batu yang memberi sensasi sedikit sepat khas pisang.

"Kalau dominan sih gula merahnya (aren), kalau rujak ulek seperti rujak lainnya. Sebenarnya sih sama cuma racikan saja yang beda. Garam, belacan, cabai, kacang, gula, pisang (diulek jadi bumbu)," ucapnya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Tempat Menyantap Menu Kuliner Thailand Unik di Medan

Berita Terkini Lainnya