7 Alasan Mengejutkan untuk Skip Menu Telur saat Sarapan di Hotel

Saat menginap di hotel, sarapan buffet memang jadi salah satu hal yang paling ditunggu. Ada banyak pilihan makanan yang bisa kamu coba, mulai dari roti, sereal, buah, hingga hidangan panas seperti sosis, kentang, dan tentu saja telur.
Tapi, pernahkah kamu merasa ada yang aneh dengan telur di hotel breakfast buffet? Jika iya, mungkin ada alasan di baliknya. Berikut ini adalah tujuh alasan mengejutkan kenapa kamu sebaiknya skip menu telur saat sarapan di hotel!
1. Bisa jadi bukan telur segar

Banyak hotel menggunakan telur bubuk atau telur cair daripada telur segar. Menurut Violeta Morris, MS, RDN, seorang ahli gizi, telur bubuk dibuat dengan cara mengeringkan telur hingga menjadi serbuk halus.
Proses ini mengubah struktur kimia telur, sehingga memengaruhi rasa dan teksturnya. Hasilnya, telur yang kamu makan di hotel mungkin lebih hambar dan memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan telur segar.
2. Teksturnya sering kali aneh

Kalau kamu pernah makan telur orak-arik di hotel dan merasa teksturnya terlalu kering atau malah terlalu lembek, itu mungkin karena hotel menggunakan telur olahan. Chef Maricel Gentile, yang berpengalaman lebih dari 30 tahun di industri perhotelan, menyebutkan bahwa telur bubuk dan cair sering kali menghasilkan tekstur yang kurang alami, entah terlalu kenyal atau justru lembek dan berair.
3. Rentan terhadap kontaminasi bakteri

Menurut FDA (Food and Drug Administration), makanan berprotein seperti telur harus dijaga di suhu minimal 60°C untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Sayangnya, telur yang sudah terhidang lama di meja buffet bisa mengalami penurunan suhu, yang dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri seperti Salmonella. Kalau kamu datang ke buffet di jam terakhir, ada kemungkinan telur yang kamu makan sudah terlalu lama berada di suhu yang gak aman.
4. Bisa mengandung bahan tambahan

Beberapa hotel menambahkan bahan seperti susu bubuk atau pengawet ke dalam telur olahan untuk meningkatkan tekstur dan ketahanan. Apabila kamu memiliki alergi atau intoleransi laktosa, ini bisa menjadi masalah. Violeta Morris menyarankan agar orang dengan alergi atau intoleransi makanan berhati-hati dan bertanya langsung kepada staf hotel sebelum mengonsumsi telur di buffet.
5. Rasanya kurang dibanding telur segar

Kalau kamu terbiasa dengan telur yang dimasak sendiri di rumah, mungkin kamu akan merasa telur di hotel cenderung hambar. Ini karena proses pengolahan pada telur bubuk atau cair bisa mengurangi rasa alami telur. Beberapa hotel mungkin menambahkan bumbu tambahan, tapi tetap aja, rasanya gak bisa menandingi telur segar yang dimasak langsung dari cangkangnya.
6. Sudah lama disiapkan sebelum kamu makan

Hotel harus menyiapkan sarapan dalam jumlah besar untuk banyak tamu sekaligus. Itu berarti sebagian besar makanan, termasuk telur, telah dimasak jauh sebelum kamu menyentuhnya. Meskipun telur tetap hangat, proses penyimpanan dalam waktu lama dapat mengubah rasa dan teksturnya menjadi kurang menggugah selera.
7. Ada opsi protein lain yang lebih baik

Jika tujuanmu makan telur adalah untuk mendapatkan protein, kamu bisa mencari alternatif lain yang lebih segar. Banyak hotel menawarkan pilihan seperti yogurt, keju, atau bahkan sosis dan daging panggang yang dimasak langsung. Beberapa hotel juga memiliki stasiun telur dadar yang memungkinkan kamu memesan telur segar sesuai keinginan.
Meskipun telur adalah pilihan sarapan yang populer, ada beberapa alasan kuat mengapa kamu mungkin ingin melewatkan telur di hotel breakfast buffet. Dari penggunaan telur bubuk, risiko kontaminasi, hingga rasa yang kurang memuaskan, lebih baik memilih menu lain yang lebih segar dan aman.
Jika kamu tetap ingin makan telur, coba cari stasiun omelet yang memasak telur segar sesuai pesananmu. Dengan begitu, kamu bisa menikmati sarapan yang lebih lezat dan bebas dari rasa khawatir.
















