Defisit Beras, Riau Berupaya Genjot Produksi Hingga 4 Tahun ke Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pekanbaru, IDN Times – Sampai saat Riau menjadi provinsi yang masih mengalami defisit produksi beras. Gubernur Riau Syamsuar mengatakan jika pihaknya berupaya meningkatkan produksi beras hingga 50 persen atau setara 331.237 ton selama empat tahun ke depan. Ini dilakukan guna menurunkan defisit bahan pangan pokok yang selama ini terjadi di daerah tersebut.
Kata Syamsuar, saat ini Riau masih mengalami defisit 30 persen beras. Peningkatan produksi beras dibutuhkan untuk mengimbangi jumlah penduduk yang terus bertambah.
1. Riau masih memasok beras dari Sumbar dan Jawa
Defisit bahan pangan juga berdampak pada harga yang menjadi fluktuatif. Saat ini, Riau masih bergantung dari pasokan Sumbar dan Jawa. Fluktuatifnya harga menyumbang inflasi cukup tinggi di daerah berjuluk "Bumi Lancang Kuning" itu.
Ia mengatakan jumlah penduduk Riau saat ini 6,39 juta jiwa dengan kebutuhan beras 571.266 ton per tahun, sedangkan produksi hanya 269.334 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 153.781 ton beras. Ini artinya Riau hanya mampu memproduksi 26,9 persen beras.
Baca Juga: Indonesia Bakal Punya Beras Premium Harga Murah, Dijamin Bebas Kutu!
2. Produktifitas padi di Riau baru menyentuh angka 3,75 ton per hekatare
Pihaknya menghitung jika jumlah penduduk Riau akan meningkat 7,4 juta jiwa. Sehingga kebutuhan beras mencapai 662.475 ton. Sementara produktivitas padi di Riau baru 3,75 ton per hektare.
"Karenanya pada 2024 minimal luas panen (harus) mencapai 125.378 hektare dengan produktivitas 4,4 ton per hektare, sehingga target produksi beras minimum (naik) 50 persen atau 331.237 ton beras yang setara dengan 519.914 ton GKG," katanya
3. Petani harus gunakan bibit unggul untuk dongkrak produks
Rencana Pemprov Riau mendongkrak pertanian tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 tahun 2018 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau tahun 2018-2038 dengan kawasan pertanian di Riau seluas 514.130 hektare.
Selain itu ia juga menyampaikan bahwa sesuai Surat Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 14 tahun 2019, luas fungsi sawah seluas 62.689 hektare dari luas baku 213.640 hektare sesuai Peraturan Menteri PU Nomor 4 tahun 2015.
"Selanjutnya upaya kita dalam peningkatan produksi padi adalah penguatan kelembagaan melalui klaster koporasi petani atau food estate yaitu Badan Usaha Milik Petani berbentuk koperasi atau perseroan terbatas dengan melakukan pelatihan pertanian, regenerasi petani," katanya.
Selain itu, mendorong petani menggunakan benih unggul dan pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB).
Baca Juga: Surganya Hutan Sumatera, Ini 10 Destinasi Wisata Terbaik di Riau