Turun ke Desa, BRI Kabanjahe Ajari Petani Jagung Mengakses KUR

BRI berkolaborasi dengan BUMN lain dalam program Makmur

Karo, IDN Times – Untuk membantu permodalan para petani jagung di Kabupaten Karo, tim BRI Kantor Cabang Kabanjahe turun ke desa-desa memperkenalkan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Salah satunya ke Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Rabu (11/1/2023).

Pada kesempatan ini BRI ditemani para perusahaan BUMN yang terlibat dalam program Makmur yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, di antaranya ID Food, Sang Hyang Seri, Pupuk Indonesia, dan Jasindo.

Kepala Cabang BRI Kacab Kabanjahe, Edi Yudiarto mengatakan empat bulan lalu ada 15 petani jagung dari Desa Limang yang mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk bantuan modal bertani ke BRI Kabanjahe. Tetapi hanya 5 petani yang dinyatakan memenuhi persyaratan menerima KUR.

Kehadiran Edi pada kesempatan ini ingin menyosialisasikan kepada para petani agar memahami bagaimana cara mengakses KUR ke BRI. Sehingga BRI bisa membantu lebih banyak lagi petani yang ingin mengakses KUR untuk modal musim tanam.

“Total Rp90 juta digelontorkan BRI untuk lima petani. Saya mau pada musim tanam nanti lebih banyak lagi yang mengakses KUR, sehingga petani terbantu dalam hal permodalan,” terang Edi.

1. Edi: Data bapak ibu tidak akan disalahgunakan BRI

Turun ke Desa, BRI Kabanjahe Ajari Petani Jagung Mengakses KURKepala Cabang BRI Kacab Kabanjahe, Edi Yudiarto (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Salah satu syarat mutlak, kata Edy, petani belum mengakses KUR dari bank lain. Yang kedua harus melengkapi dokumen persyaratan pengajuan KUR. Di antaranya KTP suami istri, dokumen kepemilikan lahan, dan lain sebagainya.

“Banyak yang tidak bisa mendapat bantuan modal KUR karena ada suami istri yang gak mau menunjukkan KTP dan KK aslinya karena takut disalahgunakan. Kami jelaskan, data bapak ibu aman sama kami, tidak akan ada yang menyalahgunakan data bapak ibu. Berkas itu penting untuk jadi bahan kami melakukan verifikasi, kalau syarat tidak lengkap, jelas tidak akan bisa mengakses KUR,” tegasnya.

Selain itu, dengan mengakses KUR, para petani jagung akan bisa ikut dalam Program Makmur dan dibantu oleh perusahaan-perusahaan BUMN dari hulu hingga ke hilir.

2. Hasil produksi petani jagung meningkat

Turun ke Desa, BRI Kabanjahe Ajari Petani Jagung Mengakses KURKepala Cabang BRI Kacab Kabanjahe, Edi Yudiarto (dua kiri) ikut memanen jagung di Desa Limang, Karo (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Adri Muchtar perwakilan dari ID Food menjelaskan bahwa ID Food adalah BUMN Klaster Pangan, dulunya bernama RNI dan sekarang menjadi BUMN Pangan yang membawahi 16 anak perusahaan. ID Food bertanggungjawab dalam hal harian pangan, sedangkan untuk stok pengan ditangani Bulog. Dari lahirnya ID Food ini muncul lah program Makmur.

Makmur adalah singkatan dari Mari Kita Majukan Usaha Rakyat yang diinisiasi Menteri BUMN Erick Thohir bertujuan bagaimana Kementerian BUMN melalui sinergisitas memberikan manfaat dan dampak langsung dalam mendukung kemandirian petani. Program ini fokus untuk petani padi, jagung, tebu, kopi, dan lainnya.

Program Makmur ini, menurutnya, memiliki 5 filosofi. Pertama Pendampingan intensif pada petani, Kedua Berbudidaya pertanian berkelanjutan, ketiga melibatkan rantai pasok, yaitu ada 8 elemen.

Keempat, menggunakan atau didukung teknologi di semua tahapan dan kelima, target utamanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

"Semua elemen berkontribusi. Ini semacam pekerjaan rumah yang diberikan Menteri BUMN untuk bekerja kelompok. ID Food jadi leader project ini. Harapan kita di sini bisa dimasukkan teknologi membantu panen," kata Andri.

"Harapan kami dari 5 filosofi ini semua bisa dilakukan. Kami ingin makmur ini bisa berjalan yaitu memakmurkan masyarakat menjadi aksi nyata bukan hanya konsep," tambahnya.

Adapun 8 elemen yang terlibat dalam program Makmur ini adalah Petani, offtaker yang dipimpin oleh ID Food, Pemda Setempat hingga penyuluh, Perbankan yang dipimpin oleh BRI, Pupuk dan Anti Hama dari Sam Hyang Seri, Teknologi Pertanian, Asuransi yang dipimpin oleh Jasindo, serta Perizinan dan Dokumentasi.

Harapannya dengan program Makmur ini hasil produksi petani menunjukkan peningkatan. Sebelum mengikuti program Makmur, hasil panen petani rata-rata hanya 6-8 ton jagung per hektare. Sedangkan pada panen perdana jagung program Makmur ini hasil panen mencapai 10 ton per hektare.

Menurut Adri, semua elemen tersebut harus bekerja sama apa kira-kira yang bisa didukung untuk meningkatkan produktivitas petani jagung. "Kami di sini hadir sebagai mitra. Apa yang dibutuhkan akan kami hadirkan. Apa rencana aksinya seperti apa petani jagung di sini," jelasnya.

3. Program Makmur dilaporkan ke Presiden RI dan menteri secara digital

Turun ke Desa, BRI Kabanjahe Ajari Petani Jagung Mengakses KURKementerian BUMN menggelar seremoni Panen Perdana Tanaman Jagung Program Makmur di Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Rabu (11/1/2023). (Dok. IDN Times)

Ia menambahkan semua program Makmur ini dilaporkan lengkap secara digital dan dilaporkan langsung ke Presiden RI dan Menteri terkiat lewat aplikasi Aifarm dan Dasboard. Sehingga data Makmur lengkap, izinnya harus ada dan akan diinput di aplikasi.

"Ini bentuk digitalisasi juga. Jadi para pejabat tinggal buka di aplikasi dan cek dimana saja program Makmur terlaksana, berapa jumlah petaninya dan produksinya berapa. Program ini didukung oleh Teknologi Informasi untuk dokumentasi dan laporan," katanya.

Adri bercerita awalnya diusulkan untuk program Makmur di Desa Limang seluas 24 hektare. Namun akhirnya yang bisa diproses hanya 10 hektare. BRI berperan memberikan KUR untuk modal bertani pada 5 petani yang memiliki lahan 10 hektare.

"Sedangkan Offtaker yang dalam hal ini ID Food juga berperan penting yang membantu pemasaran. Jadi dari hulu kehilir petani di kawal terus.  Dalam pertanian juga punya risiko. Jadi dalam program Makmur ini juga akan melibatkan asuransi Jasindo. Itulah BUMN-BUMN yang terlibat dalam program Makmur ini. Mari kita majukan usaha rakyat," terangnya.

Pemilik Lahan, Baskami Brahmana bercerita ia baru dua kali panen jagung. Panen Pertama, dengan bibit 15 kilogram per hekatare panennya maksimal 8,2 ton per hektare. Pada panen kedua dengan bibit 15 kilogram per hektare bisa menghasilkan panen 10 ton per hektare.

“Dulu lahan ga saya olah. Saya bergabung di Makmur ini saya jadi belajar, nambah ilmu juga. Saya yakin hasilnya harus lebih besar dan dengan pengolahan lahan yang baik. Yang helas program makmur ini sangat membantu kami para petani ini. Dalam hal penyuluhan dan lain sebagainya. Kendala permodalan juga dibantu BRI, beli pupuk mudah, tanam jagung kalau tidak ada modal susah pastinya," ungkapnya.

Baca Juga: Program Andalan Erick Thohir Dongkrak Hasil Panen Jagung Petani Karo

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya