Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble Winners

Selamat Ulang Tahun ke-70 PSMS!

Medan, ID Times - Pada 21 April 1950 dicatat sebagai hari lahirnya PSMS Medan, klub sepak bola yang berpusat di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Klub berlambang daun tembakau ini sudah pun merayakan ulang tahunnya ke-70, Selasa (21/4).

Perjalanan panjang PSMS menghiasi persepakbolaan Indonesian. Pada momen ulang tahunnya kali ini, IDN Times Sumut mengulik beberapa fakta dan sejarah klub yang puya gaya bermain rap-rap ini.

1. Asal Usul PSMS didirikan 6 klub

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersSaat PSMS pertama kalinya juara Perserikatan Tahun 1967 (Dok www.instagram.com/thekillermerch)

Sejarah PSMS tak terlepas dari 6 klub pendirinya. Mereka adalah PS Sahata, PO Polisi, Al Wathan, Indian Football, Deli Mij, dan Medan Sport. Saat ini anggota klub PSMS berisikan 40 tim, namun hanya beberapa saja yang masih aktif.

2. Makna lombang daun tembakau pada Logo PSMS

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersLogo PSMS

Pada lambang PSMS berisikan 6 helai daun tembakau yang hidup dalam satu ranting pohon. Kenapa daun tembakau? Jawabannya karena Kota Medan sendiri dahulu terkenal karena perkebunan tembakau delinya.

Adapun enam daun tadi berarti ada 6 klub pendiri PSMS. Warna hijau pada lambang tersebut berarti warna kebesaran PSMS yang melekat pada kostum tim hingga saat ini.

3. Julukan PSMS dari The Killer hingga Ayam Kinantan

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersMomen ketika Pengurus PSMS memegang seekor ayam saat tim tiba di Bandara Polonia usai juara Perserikatan 1985 (Dok www.instagram.com/thekillermerch)

PSMS awalnya dikenal dengan julukan The Killer alias Tim Pembunuh. Julukan tersebut disematkan pada dekade 50-an karena kekuatan PSMS 'membunuh' lawan-lawannya termasuk tim sekelas Eropa, Ajax Amsterdam yang pernah datang ke Medan. 

Namun setelah 1985 usai PSMS menjuarai Piala Perserikatan, julukan PSMS bertambah menjadi Ayam Kinantan. Saat tibanya skuat PSMS di Medan usai juara, ada seekor ayam yang juga turut dibawa sebagai bingkisa. Sejak saat itu Ayam Kinantan melekat bagi bagi PSMS. Julukan tersebut kabarnya diberikan karena sewaktu juara, ada ayam yang diarak-arak saat PSMS jadi juara tahun 1985. Lalu lewat tulisan-tulisan  almarhum Zatako yang merupakan mantan wartawan senior di Medan, mulai tertulis julukan Ayam Kinantan.

4. PSMS berjaya di masa lampau, sudah 6 kali juara era perserikatan

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersPSMS dan Persija jadi juara bersama Perserikatan 1975 (Dok.www.bola.com)

Prestasi PSMS di kancah sepak bola nasional bermula pada Divisi Utama Perserikatan 1967. Setelah itu, berturut PSMS meraih juara pada edisi selanjutnya yakni 1969 dan 1971. Gelar keempat diraih pada 1975 kala menjadi juara bersama Persija Jakarta.

Dua gelar lagi diraih PSMS saat menaklukkan Persib Bandung pada 1983 dan 1985. Itu menandakan bahwa PSMS meraih 6 gelar juara pada era Persirakatan.

Untuk level turnamen, PSMS pernah meraih juara Piala Emas Bang Yos (PEBY) merebutkan Piala Sutiyoso yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta. PSMS meraih tiga gelar PEBY pada 2005 (dua kali) dan 2006. Setelah itu PSMS juara Piala Kemerdekaan 2015.

Baca Juga: Sudah Berusia 70 Tahun, 3 Agenda PSMS Medan Rayakan Ulang Tahun

5. PSMS meraih trebel winner pada 1967

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersSaat PSMS pertama kalinya juara Perserikatan Tahun 1967 (Dok www.instagram.com/thekillermerch)

PSMS juga tercatat pernah meraih treble winner atau tiga kali juara dalam satu tahun. Gelar diraih setelah juara Piala Soeratin U-17 dan juara Divisi Utama Perserikatan pada 1967.

Atas keberhasilan itu, PSMS menjadi wakil Indonesia pada turnamen Aga Khan Gold Cup di tahun yang sama. PSMS kembali juara setelah menang 2-0 atas tuan rumah pada turnamen yang berlangsung di Dhaka, Pakistan Timur (Saat ini bangladesh).

6. Laga PSMS dan Persib pada 1985 memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersSuporter berada hingga sisi lapangan Stadion Senayan saat final Perserikatan PSMS lawan Persib (Dok www.ligalaga.id)

Duel klasik PSMS kontra Persib pada 1985 tercatat sebagai salah satu pertanding terbesar yang ada di Indonesia. Duel ini pun disebut-sebut sebagai El Clasico Indonesia.

Kala itu, PSMS bertemu Persib di final 1985 yang berlangsung di Stadion Senayan (saat ini GBK). Duel ini dimenangkan PSMS dengan skor 4-3 lewat adu penalti.

Buku Asia Football Confederation (AFC) terbitan 1987 mencatat kurang lebih 150 ribu penonton hadir menyaksikan ke stadion. Penonton tumpah ruah hingga sisi lapangan karena kapasitas stadion tak mampu menampug. Laga ini pun tercatat dalam sejarah dengan jumlah penonton terbanyak pada kompetisi amatir.

7. Stadion Teladan yang jadi kandang PSMS dibangun 1950 untuk persiapan PON III/1953

Fakta Sejarah PSMS di Usia 70 Tahun, Ternyata Pernah Treble WinnersIDN Times/Istimewa

Bersamaan dengan lahirnya PSMS pada 1950, Stdadion Teladan juga mulai dibangun pada saat itu. Stadion yang saat ini masih dipakai jadi home base PSMS dibangun untuk persiapan Sumatera Utara menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 1953. Itu pertama kalinya Sumut menjadi tuan rumah PON. Kesempatan kedua datang kala Sumut dan Aceh dipercaya jadi tuan rumah PON 2024.

Baca Juga: Wacana Turnamen Pengganti Kompetisi, Ini Tanggapan PSMS

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya