Pahlawan Emas PON 1985 dan Eks PSMS Terbaring karena Gagal Ginjal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Sumatera Utara harusnya tak akan pernah melupakan Sugito. Satu golnya ke gawang Irian Jaya (kini Papua) di PON 1985 memastikan medali emas cabang sepak bola untuk Sumut. Sugito juga merupakan mantan pemain PSMS era 70an akhir hingga awal 90-an.
Sugito memang terkenal sebagai pemain depan yang lincah. Punya kecepatan dengan postur badan yang gak begitu tinggi. Sugito selalu bermain tanpa rasa takut. Bahkan lawan pernah menginjaknya hingga ususnya bocor karena bandelnya Sugito di muka gawang.
Tapi kini dia terbaring lemah di Rumah Sakit Putri Hijau. Penyakit gagal ginjal yang berkomplikasi dengan diabetes membuat pria 59 tahun itu harus menjalani pengobatan intensif.
1. Sudah 11 tahun terakhir divonis diabetes dan kini harus rutin cuci darah karena gagal ginjal
Terhitung sejak sebelas tahun terakhir, atau mulai 2008, Sugito menginap penyakit diabetes. Dampak sakitnya tersebut meluas, atau komplikasi hingga menganggu mata, bahkan kini ia pun divonis gagal ginjal.
“Sebelum ini saya harus operasi mata dampak dari diabetes. Dan sekarang, oleh dokter saya divonis gagal ginjal sehingga dua kali seminggu harus menjalani cuci darah,” kata Sugito saat dijenguk di RS Putri Hijau Jalan Putri Hijau Medan, Sabtu (14/12).
2. Sudah berobat ke berbagai rumah sakit hingga alternatif
Pria yang di masa aktifnya juga pernah membela Mercu Buana Galatama ini mengaku, selama ini sudah banyak menjalani pengobatan,baik medis maupun alternatif.
“Sudah banyak dokter dan rumah sakit yang saya kunjungi. Demikian juga pengobatan alternatif. Namun penyakit ini belum kunjung sembuh,” ujar Sugito.
Baca Juga: Siapa Pelatih PSMS Musim Depan? Ini Jawaban Manajemen
3.Banyak menghabiskan biaya perobatan
Ia kini mengaku kian bingung, karena untuk berobat selama sebelas tahun terakhir sudah banyak menghabiskan biaya. Ditambah lagi dengan vonis gagal ginjal yang mengharuskannya cuci darah dua kali seminggu.
“Disini saya sudah lebih seminggu. Saya tidak tahu lagi berapa biaya yang dibutuhkan,” ujarnya sedih.
Karenanya Sugito mohon doa dan juga bantuan dana, baik dari pemerintah maupun lembaga olahraga dan juga masyarakat maupun simpatisan. “Alhamdulillah, belum lama ini saya mendapat bantuan Rp 2,5 juta dari KONI Sumut. Dan biaya tersebut sudah saya gunakan untuk perobatan disini,” jelasnya.
4. Sudah Surati Gubernur Sumut dan PLT Wali Kota Medan
Atas saran rekan-rekannya, Sugito juga mengaku sudah menyurati Gubsu Edy Rahmadi, Plt Walikota Medan Achyar Nasution, Ketua Umum Asprov PSSI Kodrat Shah agar mendapat bantuan.
“Saya kini hanya bisa berdoa, kiranya pemerintah memberi perhatian terhadap mantan atlet seperti saya ini,” ujar Sugito.
5. Medali emas tak terlupakan sehingga Sumut selamat dari telur busuk
Satu yang membuat Sugito masih bisa tetap tersenyum saat ini adalah kenangan manis masa lalu. Kebanggaan yang terus dia pegang lewat sebuah medali emas.
“Ini medali kenangan tidak terlupakan. Sebab saat itu ranking Sumut anjlok di luar sepuluh besar. Syukurnya sepakbola meraih medali emas, dan saya menyumbang satu gol saat final melawan Irian Jaya (Papua red).Medali emas sepakbola ini membuat kontingen Sumut selamat dari ancaman pulang akan dilempar telur busuk,” kenang Sugito.
Baca Juga: Fakta Seputar Dr Mahyono, Eks Ketum yang Menangkan Gugatan Logo PSMS